Dreamland
>
Berita
>
Article

Kontras dan Dinamis, Ini yang Buat Elektabilitas Paslon Pilkada DKI Berubah Drastis

10 Februari 2017 11:00 | 1658 hits

DREAMERS.ID - Pilkada di ibukota DKI Jakarta memang paling banyak menarik perhatian publik. Tak hanya debat dan ‘buntut’ panjang dari performa masing-masing calon selama kampanye, namun dinamika yang terjadi di beberapa survei pun terlihat memiliki tren yang berubah-ubah.

Melansir CNN yang mengupas hasil survei Litbang Kompas, hasil cukup kontras pun ditunjukkan. Terbukti dari survei pada 28 Januari-4 Februari 2017 itu, pasangan calon nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni mengalami penurunan di angka elektabilitas 28.2%. Berikut adalah detailnya :

Hasil Survei Litbang Kompas 28 Januari-4 Februari 2017
Agus Yudhoyono-Sylviana Murni : 28.2%
Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful : 36.2%
Anies Baswedan-Sandiaga Uno : 28.5%

Hasil ini diterima dengan undecided voters atau responded yang belum menentukan pilihan sebanyak 7.1%. Sedangkan margin of error sekitar 3.46% dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil ini sangat kontras dengan survei sebelumnya :

Hasil Survei Litbang Kompas 7-15 Desember 2017
Agus Yudhoyono-Sylviana Murni : 37.1%.
Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful : 33%
Anies Baswedan-Sandiaga Uno : 19.5%

Baca juga: Pengakuan Adanya Permintaan Peserta Demo 212 ke Partai dalam Peran Kemenangan Anies-Sandi

Direktur Program Indo Riset Konsultan, Bawono Kumoro pun mengaatkan jika survei pilkada yang dilakukan lembaga mana pun akan sangat dinamis. Hal itu ditentukan dari besaran angka margin of error maupun undecided voters. Contohnya jika dibandingkan dengan hasil survei Charta Politika ini :

Hasil Survei Charta Politika 17-24 Januari 2017
Agus Yudhoyono-Sylviana Murni :25.9%.
Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful : 36.8%
Anies Baswedan-Sandiaga Uno : 27.0%

Dengan margin of error hanya 3.5% dan tingkat kepercayaan 95%, belum bisa dipastikan jika pilkada nanti dimenangkan oleh Ahok-Djarot. Posisi Anies-Sandi pun masih bisa disalip oleh Agus-Sylvy yang hanya beda tipis, kurang dari 2%.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia Chusnul Mariyah menganggap perubahan ini biasa terjadi saat mendekati hari pemilihan. Tak hanya aspek survei, namun faktor kampanye, penajaman program hingga penampilan masing-masing paslon pun mempengaruhi elektabilitas. Sehingga setiap survei tidak bisa dijadikan hasil mutlak dan hanya sebagai gambaran tren sosial pada saat itu.

"Yang jelas dan sangat perlu diperhatikan yaitu pada masa tenang jelang pilkada dilarang merilis hasil survei karena bakal mempengaruhi persepsi publik.” Jelas Ketua Program Studi Ilmu Politik, Pascasarjana, FISIP Universitas Indonesia.

(rei)

Komentar
RECENT ARTICLE
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio