DREAMERS.ID - Sebuah jembatan penyeberangan di daerah Cengkareng, Jakarta Barat mendadak menjadi perbincangan setelah beredarnya video seorang pengendara motor yang gagal menaikinya dan justru terjungkal. Ternyata, terlepas dari kesalahan pengendara tersebut, disebut jembatan ini menyimpan sebuah cerita menyeramkan.
Melansir Liputan6, jembatan penyeberangan orang (JPO) di jalan lingkar luar, Cengkareng, Jakarta Barat tersebut memang sering membuat pengendara celaka. Menurut salah satu warga bernama Takim, JPO itu memang sering ‘makan’ korban, mulai dari luka-luka ringan, patah tulang, bahkan meninggal dunia.
"Iya, ramai di YouTube, saya saja kaget, tapi sebenarnya ngeri. Banyak yang jatuh di jembatan itu, ada yang mati bahkan,” tutur Takim.
Baca juga: Kondisi Thamrin-Sudirman yang Kini Tak Lagi Ada JPO dan Sempat Viral Jadi Perdebatan
Keberadaan JPO ini sebenarnya sangat membantu masyarakat yang akan menyeberang jalan. Sebab, jalan itu dipisahkan Tol Bandara. Sedangkan jika ingin memutar, mereka harus menempuh sekitar 800 meter. Namun, karena kemacetan parah, banyak pengendara motor yang memaksa menaiki JPO setinggi 12 meter lebih itu dan mengabaikan keselamatannya.
Image source: detik
Salah seorang warga, Somad, mengaku pernah dua kali menaiki JPO tersebut. Kali pertama, ia baik-baik saja. Namun saat kedua, ia apes. Ban sepeda motornya salip dan kepalanya menghantam pagar JPO, “Kalau naiknya asyik, asal enggak hujan saja, karena memacu adrenalin, tapi pas turunnya, keder juga," ucap Somad.
Sebenarnya, portal penghalang telah berkali-kali dipasang, agar pengendara motor tak menggunakan JPO tersebut. Mulai dari polisi, Jasa Bina Marga, hingga Sudin Perhubungan dan Transportasi juga pernah memasangnya. Namun menurut Kepala Suku Dinas (Kasudin) Perhubungan dan Transportasi Jakarta Barat, Anggiat Banjar Nahor besi penghalang tersebut dicopot oleh masyarakat yang melintas.
Sementara itu, menurut warga, jembatan tersebut terakhir dipakai para pengendara sepeda motor akhir Mei 2016 sebelum portal penghalang dipasang. Walau demikian, hingga kini tak hanya pejalan kaki yang menggunakan JPO tersebut karena masih banyak warga yang menuntun sepedanya terutama ketika pagi buta.
(nnd)