DREAMERS.ID - Kehadiran Imam Mohamed Magid di sesi doa bersama dalam proses pelantikan Donald Trump sebagai presiden terpilih Amerika Serikat menuai kontroversi. Kehadirannya dianggap menunjukkan dukungan untuk Trump dan bisa memecah umat Muslim di Amerika.
Sejumlah tokoh muslim Amerika mengungkapkan rasa kecewa mereka atas keputusan Magid, seperti Ahmad Rehab yang merupakan Direktur Eksekutif ‘Council on American-Islamic Relations’ di Chicago, dan Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relations di Los Angeles, Hussam Ayloush.
Magid yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif ‘All Dulles Area Muslim Society’ di Washington pun menjelaskan bahwa kedatangannya hanya sebagai salah satu tugas dari pemimpin agama dalam menyampaikan kebenaran dan nilai-nilai Islam kepada semua orang, termasuk penguasa.
Selain itu juga untuk meluruskan yang selama ini salah paham, agar mereka yang hadir disana memahami tentang keindahan Islam. “Sebagai pemimpin, kita harus selalu menginjak tinggi, tanah moral dalam segala situasi. Ketika kita disajikan dengan platform untuk berbagi nilai-bilai kita, kita harus mengambil kesempatan itu,” tulis Magid di akun Facebooknya, mengutip Tempo.
Baca juga: Kehadiran Perwakilan Ulama Muslim di Pelantikan Donald Trump Menuai Kontroversi
Sajid Tarar, salah satu muslim Amerika yang juga hadir memberikan doa pada Sabtu (21/01) lalu ikut mengungkapkan pendapatnya, “Doa saya akan mengatakan kepada Muslim Amerika bahwa anda harus berdiri untuk Amerika, bagaimana menghargai Amerika.”“Negara ini telah memberi kita berlindung, mereka menerima kami dengan tangan terbuka, dan kita harus menjadi bagian dari itu,” ungkapnya kepada NBC News.
Artikel Terkait:
Begini Reaksi Donald Trump Saat Mendengarkan Lantunan Ayat Al Quran di Momen Pelantikannya
Kehadiran Perwakilan Ulama Muslim di Pelantikan Donald Trump Menuai Kontroversi
(mth/Tempo)