DREAMERS.ID - Gempa cukup kuat yang menggemparkan Selandia Baru atau New Zealand memang membuat beberapa wilayah dievakuasi karena membuat gelombang setinggi 2 meter naik ke permukaan. Peringatan tsunami lanjutan pun sempat dikeluarkan dan warga dihimbau untuk tidak bekerja pada pagi hari ini.
Berita terkini melansir Liputan6 adalah 2 orang tewas karena gempa dan kerusakan terjadi di beberapa titik pemukiman dan jalanan dilaporkan ada yang patah dan retak. Gempa berkekuatan 7.4 Skala Richter atau sebagian lagi menyebutnya 7.8 SR, terjadi pada pukul 12.02 siang waktu setempat.
Di tengah proses evakuasi, beredar sebuah status Facebook seseorang bernama Nigel Antony Gray yang diunggah pada 6 November lalu atau lebih tepatnya seminggu lalu. Peringatan itu menyebutkan jika gempa besar akan terjadi di daerah Pasifik Selatan. Nigel menyebutkan gempa tersebut akan terjadi pada 14 November hari ini, sedangkan gempa Selandia Baru terjadi kemarin.
"Peringatan: pada 14 November dan beberapa hari setelahnya akan terjadi gempa bumi besar, dan kemungkinan terjadi di Pasifik Selatan," tulis ramalan tersebut. "Alasannya karena 14 November akan terjadi Supermoon terbesar sepanjang abad ini,"
Baca juga: Update Gempa Bandung-Garut, Benarkah Berhubungan Dengan Megathrust?
Nigel memberikan penjelasan jika fenomena Supermoon yang memang akan terjadi hari ini mengakibatkan peningkatan gravitasi oleh bulan. Tak hanya itu, Nigel juga sempat menyebutkan jika warga sebaiknya mempersiapkan bekal makanan dan air minuman. Terbukti dari laporan sejumlah supermarket yang kehabisan air karena krisis minum di beberapa daerah.Namun Seismolog dari GNS, Dr. John Ristau mengatakan jika belum ada bukti yang menghubungkan antara fenomena Supermoon dan gempa bumi. Namun gempa ini terkait dengan getaran di cincin Pasifik.
"Di Bumi bagian sini, jika Anda berpikir tentang Selandia Baru, lantas menuju ke Samoa dan Fiji, lalu ke Salomon Islands dan Vanuatu serta wilayah terdekat termasuk Filipina di selatan Pasifik, gempa sebesar 7,8 SR pasti akan terjadi tiap tahunnya," kata Ristau. "Jadi kebetulan saja gempa terjadi bersamaan dengan Supermoon,"
Lebih lanjut, Ristau mengungkapkan jika hingga kini belum ada teknologi yang mampu memprediksi pasti kapan gempa akan terjadi. Begitu juga dengan gelombang pasang tinggi yang berhubungan erat dengan kondisi bulan.
(rei)