Jika tim yang tergabung MotoGP telah menampilkan tunggangan terbaru, tapi bagi pencinta Ducati sepertinya harus bersabar dan tidak berharap banyak untuk mendapatkan kejutan terbaru. Pasalnya pimpinan Ducati, Benhard Gobmeier menegaskan kalau timnya tidak merencanakan perubahan radikal.
Gobmeier, yang menggantikan Filippo Preziosi di akhir musim ini bersamaan dengan diakuisisinya Ducati oleh Audi, mengatakan bahwa ia memilih mengembangkan Ducati berdasarkan bahan-bahan yang sudah tersedia, daripada membangunnya dari nol, terlepas hasil buruk bersama Valentino Rossi musim lalu.
“Kami akan mencoba mendasarkan semuanya pada hal-hal baik yang kami miliki sekarang, itu harus terus dijaga dan dipertahankan. Kami akan menganalisa kekuarangan dari sisi teknis dan organisasional dan kemudian mengembangkannya,” ungkapnya seperti dilansir dari Autosport.
Baca juga: Prestasi Memburuk, Nilai Jual Jorge Lorenzo Turun Drastis?
“Saya benci menggunakan kata ‘revolusi’ karena lewat sejarah kita tahu bahwa revolusi justru menghancurkan segalanya, baik yang baik maupun yang buruk, sementara kami mencoba mempertahankan sebanyak-banyaknya kebaikan yang kami miliki,” jelasnya.Ducati tak pernah menang lagi sejak GP Australia 2010. Duo rider Ducati, Andrea Dovizioso dan Nicky Hayden mengakui bahwa Ducati butuh waktu untuk berkembang. Gobmeier pun sepakat. Sementara itu, ia juga menjelaskan kalau Ducati memiliki kelebihan dalam menciptakan motor bertenaga dengan kecepatan puncak mengungguli motor-motor lainnya.
Kekurangannya, Desmosedici tidak mudah dikemudikan. Sejak 2007, hanya Casey Stoner yang mampu tampil konsisten dan nyaman menungganginya.
“Saat Anda punya lima pebalap, harusnya motor kami bisa cocok untuk semuanya. Tidak seharusnya kami menciptakan binatang buas yang hanya bisa ditunggangi Casey Stoner. Kami tidak akan bisa menciptakan motor yang super-mudah dikendalikan, karena gen Ducati memang seperti itu,” tambahnya.