DREAMERS.ID - Setelah penyerangan ISIS di Paris yang terjadi beberapa waktu lalu membawa dampak pada sejumlah masjid di Perancis. Pemerintah setempat diketahui telah menutup kurang lebih sebanyak 20 masjid dan ruang ibadah umat Islam yang dianggap telah menyebarkan paham radikal sejak Desember tahun lalu.
"Perlawanan melawan #radikalisasi: Sejak Desember 2015, 20 tempat ibadah Muslim ditutup," ujar Menteri Dalam Negeri Perancis Bernard Cazeneuve dalam pernyataannya di Twitter, Senin (1/8) mengutip The Atlantic.
Dewan Perwakilan Umat Muslim Prancis (CFCM) menyatakan ada lebih dari 2.500 masjid dan mushalla tersebar di seluruh wilayah Perancis. Sebanyak 120 di antaranya diduga telah mengajarkan paham radikal yang menjurus kepada kekerasan serta kebencian.
"Tidak ada tempat di Perancis bagi mereka yang menyerukan dan memicu kebencian di ruang ibadah atau masjid," lanjut Cazeneuve.
Baca juga: Begini Alasan Anak-Istri Terduga Teroris ISIS Eks WNI Tidak Bisa Ditangani LPSK
Perdana Menteri Prancis, Manuel Valls, telah berkoordinasi dengan Dewan Ulama Prancis untuk menghentikan aliran dana pembangunan masjid dari sumber-sumber terindikasi radikal. Kebijakan ini pun telah disetujui oleh mayoritas ulama serta anggota dewan muslim.Cazeneuve juga mengumumkan bahwa pemerintah Perancis bekerja sama dengan Dewan Muslim Perancis akan meluncurkan yayasan yang menangani pendanaan masjid di negara tersebut.
Seperti diketahui, pengawasan terhadap masjid di Perancis semakin diperketat semenjak penyerangan di Paris pada November tahun lalu yang telah memakan korban sebanyak 130 orang. Penyerangan ISIS akhir bulan lalu, dua militan ISIS membunuh seorang pendeta hingga tewas di gereja katolik Kota Saint-Etienne.
(dits/CNN)