DREAMERS.ID - Bulan Juni ini adalah bulan yang cukup sibuk bagi atlet yang akan berlaga di Olimpiade. Pasalnya, awal Agustus mendatang, Olimpiade sudah akan dilaksanakan di Rio de Janeiro, Brasil. Namun meski bertepatan dengan bulan puasa, latihan keras pun tak menghalangi para atlet untuk tetap berpuasa.
Salah satu contohnya adalah salah satu atlet anggar asal Amerika Serikat, Ibtihaj Muhammad, yang bahkan menghabiskan 7 jam latihan fisik tiap harinya demi persiapan olimpiade. Tentu tidak makan dan minum seharian bukan merupakan halangan, dan justru menjadi tantangan bagi sang atlet yang berhijab tersebut.
"Keimanan adalah nomor satu dan yang paling utama bagiku," ungkap Ibtihaj kepada Huffington Post. "Jadi tidak pernah ada pertanyaan apakah aku harus berpuasa atau latihan. Aku harus melakukan keduanya karena aku sudah berkompetisi pada level ini. Perbedaannya untukku adalah ketika Ramadan ini bertepatan dengan latihanku menjelang Olimpiade."
Sang atlet kebanggaan Amerika Serikat yang berasal dari New Jersey ini akan berangkat ke Brasil dengan mencetak sejarah, pasalnya dia adalah atlet Amerika Serikat pertama yang berlaga di Olimpiade dengan menggunakan hijab.
Baca juga: Super Junior Tutup Tur Konser SUPER SHOW SPIN-OFF : Halftime di Jakarta dengan Panggung Spektakuler
Jika di hari biasa Ibtihaj melakukan latihan mulai jam 8.30 hingga 10.30 pagi, lalu lanjut jam 16.00 sore hingga 21.00 malam, selama Ramadan jadwal latihannya berganti meski tak mengurangi durasi latihannya. Ibtihaj akan bangun untuk sahur dan sholat subuh, lalu melakukan latihan mulai jam 6.45 pagi hingga pukul 2 siang. Dia memang sengaja mengakhiri latihannya di jam tersebut sebelum energinya terkuras.Porsi latihan memang tidak berkurang, dan sejauh ini Ibtihaj merasa latihan dan puasa berjalan beriringan. Dia tahu seberapa kekuatan tubuh yang bisa dia maksimalkan dan tak berusaha melewati batas tersebut. Hal ini juga berarti dia juga harus mengatur dietnya agar makanan yang dia makan secara efektif memberinya energi sepanjang hari.
Menu makanan Ramadannya meliputi lebih banyak daging sebagai sumber energi. Selain itu daging juga baik untuk pemulihan otot. Selain itu, di waktu sahur dia mengonsumsi smoothies yang lengkap dengan buah dan sayur, serta bahan makanan dengan nutrisi super seperti chia seed dan flaxseed. Selain itu, konsumsi semangka atau buah lain yang mengandung banyak air, dilakukan juga oleh Ibtihaj untuk tetap terhidrasi selama puasa.
Masalah utama ketika Ramadan adalah kondisi tubuh yang harus beradaptasi dengan kondisi perut tak terisi. Hal ini seringkali menyebabkan berbagai organ dan otot tubuh jadi kurang terhidrasi. Bagi atlet, tentu hal ini menyebabkan cidera. Namun hal ini sudah jadi perhatian Ibtihaj sejak awal. "Di Ramadan sebelumnya, aku mengalami cidera otot saat latihan. Hal ini akan selalu jadi perhatian terbesarku saat latihan bersamaan dengan puasa," ungkapnya.