DREAMERS.ID - Pekerjaan menjadi seorang petugas kepolisian memang sesuatu yang bisa dibanggakan. Namun apa yang dilakukan seorang anggota polisi di Polres Malang Kota ini sepertinya bisa dijadikan contoh baik bagi siapa saja.
Demi mendapatkan penghasilan lebih, Bripka Seladi (58) memiliki pekerjaan sampingan sebagai pemulung dan pemilah sampah di sekitar tempat tinggalnya. Diketahui bahwa pria yang bertugas di Satuan Lalu Lintas Polresta Malang ini sudah menggeluti pekerjaan ‘keduanya’ itu sejak tahun 2006.
Empat tahun pertama, Seladi berkeliling sendiri menggunakan sepeda onthel untuk memulung sampah yang akan dipilahnya. Namun kini dirinya sudah tak melakukannya sendiri dan hanya mengumpulkan hasil para pemulung lain.
Bripka Seladi memiliki sebuah gudang sampah di Jalan Dr Wahidin, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Uniknya, gudang tersebut tidak terlalu jauh, masih berada di jalan yang sama dengan kantor tempat ia berdinas. "Itu sekitar empat tahun saya lakoni. Kemudian, teman saya meminjamkan rumah ini. Ini rumah kosong, saya jadikan gudang. Di sini pula pemilahan dan sortir sampah dilakukan," tutur Seladi.
Meski sudah memiliki pangkat, namun Bripka Seladi tak merasa canggung jika harus memungut barang bekas. "Ini rezeki, kenapa harus dibuang-buang. Sampingan saja, satu jam atau dua jam waktu luang saya manfaatkan untuk kegiatan ini," katanya.
Dikesehariannya sebagai petugas kepolisian, Bripka Seladi selalu mengikuti apel, kemudian bertugas mengatur lalu lintas. Setelah mengatur lalu lintas, ia berdinas di Kantor Satpas, mengurusi ujian pencari SIM dan mengurusi administrasi sampai lepas jam dinas. Setelah itu baru bergelut dengan bisnis sampahnya.
Meskipun berdinas di bidang yang selama ini dikenal sebagai lahan “basah” di institusi kepolisian, namun Bripka Seladi dengan tegas menyebut dirinya tak tergiur dengan suap atau sogokan.
Seladi mengaku tidak mau menerima pemberian orang dengan tujuan tertentu dalam pengurusan SIM. Kalaupun ada yang memberi di rumah, kata Seladi, ia meminta sang anak mengembalikan pemberian itu.
(fzh/Merdeka/Kompas)