DREAMERS.ID - Dalam sepekan, dua maskapai asing yang datang ke Indonesia mengalami turbulensi. Rabu (4/5) lalu, maskapai Etihad Airways EY 474 rute Abu Dhabi-Jakarta yang membawa rombongan jemaah umrah mengalami turbulensi sekitar pukul 15:00 WIB. Dan pada Sabtu (7/5) pesawat Hong Kong Airlines dengan rute Denpasar-Hongkong juga mengalami turbulensi saat mengudara di sekitaran Kalimantan.
Pengamat penerbangan, Alvin Lie mengungkapkan, turbulensi yang menimpa dua pesawat tersebut merupakan hal yang sering terjadi di sekitaran wilayah lintas garis khatulistiwa. Ini akan semakin sering terjadi di kala musim pancaroba yang tengah dialami oleh Indonesia.
"Turbulensi yang dialami Etihad dan Hong Kong Air termasuk kategori Clear Air Turbulence (CAT) yang sering terjadi di daerah dekat khatulistiwa, terutama pada musim pancaroba seperti saat ini," kata Alvin, Minggu (8/5).
Baca juga: Maskapai Penerbangan Luar Negeri Berikan Asuransi Covid-19 Gratis
Alvin menjelaskan, turbulensi yang disebabkan faktor cuaca berbeda dengan yang terjadi akibat awan. Teknologi radar yang ada di pesawat belum mampu untuk mendeteksi adanya CAT, sehingga sulit untuk mendapatkan peringatan sebelumnya. Hanya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mampu mendeteksi wilayah yang berpotensi mengalami CAT.Sulitnya memprediksi CAT membuat para perancang pesawat modern merancangnya agar bisa tahan terhadap turbulensi. Sehingga sayap pesawat tidak akan patah, bahkan tetap aman saat petir menyambar pesawat.
Hanya saja, kondisi tersebut menimbulkan dampak ketidaknyamanan pada penumpang. "Aman sih. Cuma tidak nyaman bagi penumpang. Tapi pilot juga sudah dibekali dengan teknik mengendalikan pesawat ketika menghadapi cuaca ekstrem," ujar Alvin.
Untuk mengurangi resiko bagi penumpang akibat turbulensi, maka sebaiknya para penumpang duduk dan memakai sabuk pengaman. Jika memang tidak darurat, sebaiknya tidak meninggalkan tempat duduknya.