DREAMERS.ID - Militer Filipina akhirnya menyerbu markas kelompok militan Abu Sayyaf di wilayah Basilan, Filipina yang juga tengah menyandera 10 WNI. Sayangnya, operasi militer ini berujung tragis karena belasan tentara Filipina tewas dalam penyerangan.
Sebanyak 18 tentara Filipina dan 5 orang militan Abu Sayyaf dilaporkan tewas. Tragedi ini diklaim sebagai kekalahan terbesar pemerintah Filipina dalam menghadapi kelompok separatis dalam beberapa tahun terakhir.
Filipina memang belum membuka bantuan asing termasuk Indonesia untuk membantu membebaskan para sandera. Sempat tidak ada kabar mengenai 10 WNI yang juga Anak Buah Kapal tongkang Anand 12 dan Brahma 12, namun Kementerian Luar Negeri RI melaporkan jika seluruh sandera dalam kondisi sehat selamat dan tidak berada di lokasi baku tembak.
Baca juga: Disandera Militan Abu Sayyaf, Pelaut Indonesia Ini Berhasil Kabur Dengan Berenang ke Laut
Sementara itu, Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu mengatakan jika kemungkinan besar TNI tidak bisa melakukan operasi militer untuk membebaskan 10 WNI tersebut karena Undang-Undang Filipina melarang hal tersebut.Konstitusi Filipina memang melarang pihak asing terutama militer untuk masuk. Hal ini dimaklumi karena setiap negara memiliki kedaulatan dan pride masing-masing sebagai negara kesatuan. Opsi yang masih dilakukan tentu saja negosiasi secara diplomatik.
“Negosiasi jadinya. Setelah (opsi) diplomasi, operasi militer. Kalau operasi pasti ada korban,” kata Ryamizard yang memang terbukti operasi militer Filipina memakan korban yang cukup banyak.
(rei/Tempo/Merdeka)