DREAMERS.ID - Leonardo DiCaprio sempat mengunjungi Indonesia pada hari Minggu (27/3) lalu. Ternyata kunjungan aktor peraih Oscar untuk film ‘The Revenant’ yang saat itu terbang langsung dari Singapura ke Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh Tenggara ini menuai kontroversi.
Seperti yang kita ketahui, kedatangan aktor 41 tahun itu ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang ada di Aceh dan Sumatera Utara untuk melihat ekosistem orangutan dan gajah asli Sumatera. Aktivitas tersebut disambut baik oleh mereka yang bergerak dalam bidang perlindungan lingkungan, namun ada pula pihak yang mencibir tindakan Leo, mulai dari DPR, pengusaha Kelapa Sawit hingga tokoh masyarakat.
Salah satu anggota DPR menganggap Leonarndo DiCaprio digandeng oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memakai lingkungan sebagai kedok untuk merongrong kedaulatan Indonesia. Sementara itu pengusaha kelapa sawit merasa aktivitas Leo salah sasaran, dan sebaiknya melakukan kampanye di hutan Amazon.
"Sasarannya jelas. Pasti dia akan menembak perkebunan kelapa sawit dengan membungkusnya soal lingkungan. Oleh karena itu, saya sampaikan kepada Kepala BIN dan Kapolri untuk menindak tegas terhadap kelompok-kelompok tersebut. Saya minta (Ditjen) Imigrasi untuk mendeportasi Leonardo apabila dia terbukti melakukan black campaign sawit kita," ujar Anggota Komisi IV DPR, Firman Subagyo seperti dikutip dari Republika.
Tak hanya itu saja, seorang tokoh masyarakat Aceh, Sabri Basyah seperti dilansir majalah Sawit Indonesia meminta badan imigrasi mendeportasi Leonardo DiCaprio. Menurut Sabri aktor tersebut tak memiliki niat baik kepada Indonesia karena tidak mau bertemu pihak yang memiliki wewenang.
Baca juga: Leonardo DiCaprio Hampir Gagal Bintangi 'Titanic' Gara-Gara Attitude
"Sayangnya Leonardo tidak mau bicara dengan pemangku kepentingan negara ini. Itu sebabnya, status visanya harus dipertimbangkan ulang. Kalau begini, pemberian bebas visa kunjungan kepada warga negara Amerika Serikat ternyata memberikan dampak buruk kepada kita," ujar Sabri.Meski banyak reaksi negatif yang datang, namun Leonardo DiCaprio tetap fokus dengan aktivitasnya untuk menyelamatkan lingkungan. Pada bulan Februari 2016 silam, Leo dikabarkan mengeluarkan dana sebesar USD 3,2 juta (Rp 43,5 miliar) untuk melestarikan hutan Indonesia sebagai paru-paru dunia.
Di sisi lain Indonesia merupakan negara yang memproduksi kelapa sawit terbesar di dunia. Di tahun 2014, devisa ekspor kelapa sawit mencapai USD 19,56 miliar atau sekitar Rp 258 triliun. Jumlah tersebut mencapai lebih dari 10 % APBN Indonesia. Saat ini konsumen kelapa sawit yang diekspor banyak dari China, India, Pakistan dan negara-negara Uni Eropa.
Masalahnya adalah ketika perkebunan tersebut dibuka ilegal dengan tidak mempedulikan lingkungan. Selama ini banyak pemberitaan tentang pembakaran hutan yang sudah menjadi masalah bertahun-tahun. Tak hanya menimbulkan kabut asap pekat yang mengganggu kesehatan, namun hal itu juga berdampak pada hewan-hewan yang hidup diarea tersebut terutama hewan langka karena habitat mereka semakin berkurang.
"Ketika hutan #LeuserEcosystem #Indonesia semakin berkurang karena dipakai untuk memenuhi kebutuhan kelapa sawit, habitat #orangutan Sumatra yang sudah sangat langka semakin tergerus hingga hampir punah. Di sini, Pusat Karantina dan Konservasi Urangutan mencoba menyelamatkan orangutan dan melakukan rehabilitasi, sehingga suatu saat nanti mereka bisa melepasnya lagi ke alam liar. Jika kita tidak menghentikan pengrusakan besar ini, Leuser Ecosystem yang menjadi rumah bagi orangutan Sumatra bisa hilang untuk selamanya. Klik link ini untuk memberikan support bagi misi penting ini. #Indonesia," tulis Leonardo DiCaprio melalui akun Instagram pribadinya.
(dits/KapanLagi/Republika)