DREAMERS.ID - Banjir bandang meluluh lantahkan lima desa di wilayah Kecamatan Gerograk, Buleleng Bali dengan penuh lumpur. Tak cuma rumah warga Pura Taman Belatung di desa Banyupoh, Buleleng juga ikut tersapu banjir.
Namun ada sebuah patung Genesha Pura yang tetap kokoh tidak bergeser apalagi hancur dan tertutup lumpur saat banjir bandang menyapu areal Pura Taman Belatung. Padahal, di sekitar Pelinggih Ganesha itu hancur dan rata dengan tanah.
Pura Subak yang berada di atas Pura Taman Belatung, itu juga hancur total yang rata dengan tanah saat diterjang banjir bandang. Pura Taman Belatung berukuran 8 X 9 meter yang hancur diterjang ombak ini hanya menyisakan pelinggih Patung Ganesha yang merupakan Pura Genah pelukatan (tempat pembersihan) sebelum melakukan persembahyangan di Pura Belatungan.
"Kalau kita mau melakukan persembahyangan di Pura tersebut, kita terlebih dahulu melakukan bhakti di pura Ghana (Ganesha). Di situ kita melakukan pembersihan pelukatan (basuhan air suci). Saat banjir menghancurkan pura, hanya pelinggih ini yang tetap kokoh, bahkan banjir terus mengalir," ungkap Ida Mangku Anom, Pemangku di pura Taman Belatung, Minggu (24/1) di Buleleng Bali.
Keunikan ini memancing para warga setempat mulai berdatangan dan melakukan bhkati kendati air deras masih mengucur ke wilayah ini. Bahkan konon katanya, para pejabat pemerintahan dan tokoh politik melakukan ritual di Pura Taman Belatung, ini sebelumnya.
Mangku Anom menceritakan bahwa dirinya menyaksikan detik demi detik bagaimana setiap tugu pelinggih hancur diterjang air dan lumpur yang begitu deras. "Saat itu seperti badai kiamat, batu, batang pohon dan air deras memasuki pura. Saya teriak mohon pada sesuhunan Hyang Widhi (Maha Kuasa) agar Pura ini diselamatkan," tutur Mangku Anom.
Pasca kejadian ini Desa Adat Banyu Poh akan segera melakukan Paruman Desa, menyikapi kondisi Pura yang diempon pengempon Desa Adat Subak Desa Banyu Poh, yang kini hancur total usai dihantam banjir bandang.
"Kalau secara adat, itu harus melakukan percaruan dan pembersihan, serta upacara untuk melakukan perbaikan. Setelah itu, dilakukan sangkep (rapat desa) kalau bagaimana hasil Panitia, akan direncanakan dibangun kembali," tutur dia. [rnd]