DREAMERS.ID - Di tengah pelaksanaan sidang putusan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Presiden Joko Widodo secara mendadak memanggil sejumlah pelawak nasional. Mereka diundang makan malam bersama di Istana Negara, Jakarta.
Berdasarkan agenda, makan bersama para pelawak berlangsung pukul 17.00 WIB. Apalagi, agenda ini sebelumnya tidak terjadwal. Para pelawak yang diundang antara lain Butet Kertarajasa, Djaduk Ferianto, Slamet Rahardjo, Parto, Andre Taulany, Sule, Nunung, Cak Lontong, Tarzan, Sujarwo, Jarwo Kwat, Fitri Tropica, Cici Panda, Malih Tong Tong, Mpok Atik, Indra Bekti, Rico Ceper dan Dorce Gamalama.
Setelah itu, pada Kamis (17/12) kemarin, Jokowi juga mengundang beberapap komika Stand Up Comedy, seperti Indro Warkop, Raditya Dika, Ge Pamungkas, Mongol, hingga Yudha Keling untuk jamuan makan siang.
Melihat hal ini, Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti mengatakan, sebagai presiden, Jokowi seharusnya mempergunakan waktu dengan baik untuk menetapkan kebijakan-kebijakan untuk kepentingan publik, bukan justru ketawa ketiwi di Istana bersama sejumlah pelawak.
"Seharusnya Jokowi meluangkan waktunya sebaik mungkin untuk kepentingan kebijakan strategis. Tentu waktu dia sendiri terbatas, tidak besar amat. Oleh karena itu sebaiknya semua jadwal dia harus dipakai ambil keputusan strategis," ujar Ray.
Baca juga: Agak Di Luar Nurul, Jokowi Ungkap Kaesang Telah Minta Restu Masuk PSI?
Ray menambahkan bahwa pertemuan ini bisa menjadi sia-sia jika tujuannya hanya untuk haha hihi, padahal pertemuan ini bisa dijadikan tempat untuk mendengarkan aspirasi para seniman."Kalau ketemu ini, ketemu itu untuk suatu peristiwa haha hihi menurut saya jadi pertanyaan, kecuali misalnya mendengarkan keluh kesah stand up comedy, bicarakan apa permasalahan dunia hiburan di Indonesia. Tapi tujuan haha hihi sangat disayangkan, karena waktu presiden terbatas, dan kita harap semua waktunya dipakai untuk mengambil kebijakan strategis," tandasnya.
Sementara itu, Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana mengklaim bila tujuan Presiden memanggil pelawak dan komika stand up comedy adalah untuk mendengarkan aspirasi mereka. Menurut Ari, undangan dari berbagai kelompok untuk diajak makan bersama Presiden ini adalah dilakukan secara bertahap.
"Berbagai kelompok seni dan kebudayaan kan rencananya bertahap diundang ya. Kemarin komedian, sekarang stand up, besok mungkin seniman apa gitu," kata Ari di Istana, Jakarta, Kamis (17/12).
(fzh)