DREAMERS.ID - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Institut Teknik Wuchang, Provinsi Hubei, China, sepertinya sudah menemukan cara untuk membuat para mahasiswa datang kuliah pagi dan ikut melakukan upacara setiap awal pekan.
Mereka menyatakan sudah menjalin kesepakatan dengan rektorat untuk membuat kebijakan peningkatan disiplin mahasiswa dengan cara memberi uang saku.
Pengurus BEM Kampus Wuchang, Wang Shuai dan Wang Yunpeng, mengatakan kebijakan ini disebut program 'uang kaget'. Melalui aplikasi ponsel WhatsApp dan WeChat, mahasiswa yang datang pagi serta ikut upacara bendera akan dipantau, lalu dipilih secara acak memperoleh uang yang tidak disebut nominalnya.
"Jumlahnya tidak terlalu besar, tapi uang ini kami yakin bisa memacu para mahasiswa untuk bangun lebih pagi," kata Shuai, seperti dilansir Stasiun Televisi CCTV News, Rabu (9/12), mengutip laman Merdeka.
Baca juga: Tiga Mahasiswa Palestina Ditembak Di Amerika Serikat, Benci Jadi Tindak Kekerasan?
Sejak diterapkan akhir November lalu, tingkat kehadiran mahasiswa dalam upacara bendera meningkat tiga kali lipat. Salah satu dosen, Lin Lin, mengakui efektifvitas kebijakan tersebut. "Dampak adanya uang kaget ini sangat terasa dalam kehadiran mahasiswa untuk kegiatan pagi," ujarnya.Banyak kampus di Negeri Tirai Bambu masih menjalankan olah raga pagi dan upacara bendera. Namun di banyak kampus besar, dua kegiatan itu makin sepi peminat, termasuk Institut Teknologi Wuchang.
Walau berdampak positif, tidak semua mahasiswa setuju pada sistem uang kaget tersebut. Di jejaring sosial, banyak kecaman dilontarkan pada BEM dan rektorat. "Mahasiswa tidak perlu lagi dipaksa-paksa bangun pagi untuk menjadi disiplin. Bukankah mereka seharusnya malu sampai bangun pagi demi uang," tulis akun @wowahoh di jejaring sosial Weibo.
Pengguna Twitter @Yunanqingyunian mempertanyakan bagaimana mengontrol mahasiswa yang curang hanya demi mendapat uang. "Setelah bangun pagi, dapat uang, saya bisa saja kembali tidur di kos atau asrama. Tidak perlu lagi kuliah," tulisnya.
(fzh)