Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
Dreamland
>
Berita
>
Article
Teror Bom Hingga Politik Uang Warnai Pilkada Serentak Tahun Ini
09 Desember 2015 11:00 | 1054 hits

DREAMERS.ID - Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mencatat berbagai pelanggaran menjelang Pemilihan Kepala Daaerah (Pilkada) Serentak yang dilaksanakan hari ini, Rabu (9/12).

Berdasarkan catatan Perludem, setidaknya terdapat empat daerah yang mengalami konflik kekerasan selama masa tenang, yaitu Kota Palu di Sulawesi Tengah yang mengalami teror bom di salah satu pos politik, KPU Kabupaten Simalungun di Sumatra Utara yang dikepung massa pendukung salah satu calon, Kota Metro, Lampung, di mana terjadi pelemparan bom molotov terhadap salah satu calon, serta ancaman boikot di Kabupaten Boven Digul, Papua, oleh ribuan simpatisan salah satu kandidat.

Selain itu, logistik juga menjadi salah satu masalah dalam persian Pilkada Serentak, seperti undangan yang belum diterima di Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Sumenep, surat suara yang sulit dipahami kalangan disabilitas di Kabupaten Tasikmalaya, pendistribusian logistik yang masih belum menyeluruh karena keterlambatan pencairan anggaran di Yahukimo, serta penundaan distribusi logistik karena sengketa pencalonan di Kabupaten Simalungun dan Provinsi Kalimantan Tengah.

"Drama sengketa pencalonan juga masih terjadi di tiga daerah Pilkada, yaitu Kabupaten Simalungun, Kabupaten Banjar, dan Provinsi Kalimantan Tengah," kata peneliti Perludem Khoirunnisa Nur Agustyati.

Baca juga: Hasil Akhir Quick Count Pilkada Serentak di 3 Wilayah Pemilu Gubernur Pulau Jawa

Perludem juga mencatat politik uang menjadi temuan terbanyak dari pelanggaran yang terjadi menjelang pemungutan suara. Dugaan politik uang setidaknya ditemukan di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Bantul, Kota Ternate, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Ogan Hilir, Kota Kendari, dan Kabupaten Muna.

"Dugaan politik uang tersebut terbagi menjadi dua bentuk, yaitu dalam bentuk uang dan barang. Politik uang dalam bentuk uang diakui oleh warga Kampung Cia Kabupaten Manggarai yang mengaku memperoleh Rp 50 ribu," kata Khoirunnisa.

Politik uang dalam bentuk barang terjadi di Kabupaten Malang, yakni dengan dibagikannya sarung dan kerudung dalam pertemuan desa. Sementara di Kabupaten Muna ditemukan pula pembagian stiker bertuliskan pasangan calon.

(fzh/cnnindonesia)

Komentar
RECENT ARTICLE
Advertise with Us
sales & marketing : sales@dreamers.id
enquiries : info@dreamers.id
Get Our Application for Free
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio