DREAMERS.ID - Sebuah dokumen bocor dan diapatkan oleh The Guardian memperlihatkan prinsip dasar pembentukan negara yang dianut kelompok radikal ISIS, termasuk pendirian lembaga penopang kesejahteraan warga seperti pendidikan, keuangan, hingga hubungan luar negeri.
Dari situ, didapati jika ISIS berbeda dengan kelompok militan atau radikal lainnya seperti Al-Qaidah yang mendapatkan bantuan dana dari luar. ISIS mendapatkan biaya dari pengolahan sumber daya atau pungutan pajak dari daerah yang dikuasainya.
Area kekuasaan yang berada di Irak dan Suriah itu memberikan banyak pemasukan untuk ISIS perbulannya. Lembaga analisa IHS melaporkan pendapatan per bulan ISIS mencapai US$800 Juta atau mencapai Rp 1.1 Triliun.
Baca juga: Begini Alasan Anak-Istri Terduga Teroris ISIS Eks WNI Tidak Bisa Ditangani LPSK
"ISIS mengendalikan wilayah sehingga mereka bisa menarik pajak warga, menyita properti, mendapat pemasukan dari usaha negara dan dari minyak dan gas. Kelompok teroris lainnya tidak memilikinya," kata Columb Strack, pengamat senior dari IHS mengutip CNN.Jika pemasukan tersebut dikalikan 12 bulan, hasil yang didapatkan menjadikan ISIS setara dengan PDB negara kecil Samoa yang memiliki penduduk 198 ribu orang, pada tahun 2014. Namun pendapatan ISIS mulai menurun karena serangan udara yang menghancurkan kilang minyak mereka.
Kini ISIS mencari cara lain untuk menghasilkan uang, salah satunya dengan cara menerapkan bayaran bagi mereka yang ingin meninggalkan wilayah kekuasaan ISIS. Atau meningkatkan biaya hidup masyarakat seperti listrik dan air.
(rei)