DREAMERS.ID - Federasi sepak bola Mauritania baru-baru ini menolak laporan yang menyebutkan Presiden Muhamad Ould Abdul Aziz meminta laga adu penalti digelar pada menit ke-63 saat pertandingan final Super Cup karena laga berlangsung lambat dan membosankan.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Selasa (1/12), saat itu dilaporkan sang presiden tengah menyaksikan laga antara FC Tevragh-Zeina melawan ACS Ksar pekan lalu.
Baca juga: Kejuaraan Dunia Bulutangkis Hari Ke-2, Ini Jadwal Pertandingan Wakil Indonesia
Ketua Federasi sepak bola Mauritania Ahmad Ould Yahya mengatakan pertandingan itu bukan sepenuhnya resmi dan hanya laga persahabatan yang digelar sejak 2011 untuk memperingati hari kemerdekaan. Dia juga mengatakan keputusan adu penalti itu merupakan hasil kesepakatan dua tim dengan mempertimbangkan tidak ada pelanggaran terhadap aturan sepak bola."Keputusan itu dibuat sesuai keinginan presiden dan pelatih kedua tim," ujar Yahya. Rakyat Mauritania dilaporkan terkejut dengan rumor presiden yang meminta pertandingan dilanjutkan dengan adu penalti itu lantaran laga sangat membosankan. Akhirnya FC Tevragh Zeina memenangkan adu penalti itu.