DREAMERSRADIO.COM - Laporan terakhir mengenai tragedi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 yang dilakukan oleh kelompok internasional yang dipimpin Badan Keamanan Belanda selama 15 bulan, menyatakan bahwa rudal Buk buatan Rusia adalah penyebabnya.
Namun, pemerintah Rusia membantah hasil laporan tersebut. Wakil Kepala Badan Transportasi Udara Rusia Oleg Storchevoi mengatakan bahwa hasil penyelidikan yang dikeluarkan pada Selasa lalu itu memiliki banyak kesalahan.
"Kami dengan tegas membantah hasil laporan akhir penyelidikan. Banyak kesalahannya. Laporan itu jauh dari kata logis. Laporan tersebut terkesan tidak berdasarkan analisa data obyektif, tapi para penyidik mengumpulkan bukti berdasarkan versi cerita yang sebelumnya dibuat-buat," kata Storchevoi melansir laman CNN.
Tak hanya dari pihak pemerintah Rusia, seorang pemimpin pemberontak Ukraina juga menolak laporan Belanda yang menyimpulkan bahwa peluru kendali buatan Rusia itu yang menjatuhkan MH17 di atas Ukraina pada tahun 2014 dan menewaskan 298 orang.
Baca juga: 5 Tahun Berlalu, Lima Teori Konspirasi Ini Masih Menghantui Hilangnya Pesawat MH370
Aleksandr Zakharchenko mengatakan kepada BBC bahwa penyelidikan bencana itu "tidak dilakukan dengan sepatutnya".Pihak Barat dan Ukraina mengatakan pemberontak menjatuhkan pesawat Boeing 777, tetapi Rusia menyalahkan pasukan Ukraina.
Pesawat yang terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur tersebut jatuh pada puncak konflik pasukan pemerintah dengan kelompok separatis pendukung Rusia di bulan Juli tahun lalu.
Sementara itu, pejabat penerbangan Rusia meminta badan penerbangan PBB untuk memulai penyelidikan baru pada hari Rabu, 14 Oktober.
(fzh/berbagai sumber)