DREAMERSRADIO.COM - Kebakaran hutan dan lahan gambut di perkebuman sawit yang melanda beberapa wilayah di Sumatera dan Kalimantan sudah terjadi selama bertahun-tahun, hingga bergenarasi sejak zaman pemerintahan Soeharto. Tapi tahun ini kabut asap yang terjadi termasuk yang paling parah.
Saking parahnya, kabut asap sampai ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, bahkan mereka juga sempat mengeluhkan kondisi tersebut. Tapi tawaran bantuan untuk memadamkan titik api juga datang dari negara lain seperti Malaysia, Singapura, Rusia, Jepang, China, dan Thailand.
Pemerintah sudah menyatakan akan menindak tegas para pelaku, baik individu maupun perusahaan, yang terbukti membakar lahan. Singapura juga sudah mendesak pemerintah Indonesia untuk menindak para pelaku.
Baca juga: Mirisnya Pemandangan Marina Bay Sands Terkena Kabut Asap Dari Indonesia, Apa Kabar F1 Singapura?
Sejumlah perusahaan sawit di Sumatera dan Kalimantan jadi biang kerok kebakaran lahan yang menimbulkan kabut asap. Perusahaan sawit itu ternyata ada juga yang dimiliki oleh asing, dalam hal ini negara Malaysia, Singapura, dan China.Bahkan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, perusahaan asing asal Malaysia, China, dan Singapura sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Perusahaan asing tersebut kini masih dalam penyelidikan polisi.
"Sampai dengan 12 Oktober 2015, korporasi yang dijadikan tersangka sudah 12 perusahaan. Dua perusahaan ini, satunya berasal dari Malaysia dan satu lagi dari China," kata Kapolri di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta pada Senin (11/10).
[pan]