DREAMERSRADIO.COM - Bencana kabut asap mengakibatkan terganggunya berbagai aktivitas, termasuk kegiatan belajar-mengajar di Sumatera. Banyaknya sekolah yang diliburkan karena paparan kabut asap yang semakin tebal ini tentu mengganggu proses belajar para siswa yang berada di lokasi bencana asap.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan bahwa pemerintah sudah menyiapkan tiga skenario penanganan untuk proses belajar para siswa. Salah satunya adalah penjadwalan ulang kalender akademik.
Menurut Anies, para siswa akan digolongkan dalam tiga kategori berdasarkan tingkat gangguan belajarnya. "Kategori pertama adalah mereka yang mengalami proses kehilangan jam belajar kurang dari 15 hari," kata Anies di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Rabu (07/10), mengutip laman Tempo.
Kategori dua adalah siswa yang proses belajarnya terganggu 15-28 hari. Sedangkan kategori ketiga adalah sisiwa yang proses belajarnya terganggu lebih dari sebulan.
Baca juga: Polemik Sikap Bully Orang Tua Terhadap Guru di Korsel Hingga Picu Aksi Bunuh Diri
Pada setiap kategori, pemerintah menyiapkan solusi berbeda. Bahkan, jika diperlukan, akan ada penjadwalan ulang kalender akademik karena banyaknya hari libur. Diliburkannya proses belajar-mengajar bertujuan mengurangi aktivitas para siswa di luar rumah. Dengan demikian, asap yang mereka hirup juga bisa diminimalkan.Sebaliknya, agar para siswa benar-benar tak ke luar rumah saat libur, dia mengimbau televisi membuat program yang mendidik supaya mereka lebih betah di rumah. "Ini juga peran para orang tua untuk mengawasi. Tugas negara menyiapkan tayangan yang baik, orang tua yang mengawasi."
Keselamatan dan kesehatan para siswa saat ini menjadi prioritas utama, dan kegiatan belajar-mengajar menjadi nomor dua. "Keputusan mengenai proses belajar-mengajar dilakukan lewat musyawarah kepala dinas dengan para pemangku kebijakan. Nah, ini sudah berjalan lima minggu," ujarnya.
(fzh)