DREAMERSRADIO.COM - Kopi sebenarnya aman untuk diminum. Menurut Food and Drug Administration (FDA), rata-rata orang Amerika mengkonsumsi 300 miligram kafein per hari. Mayo Clinic mengatakan, orang dewasa masih aman meminum sampai dengan 400 miligram sehari, atau setara dengan empat gelas kopi.
Penelitian lain menunjukkan bahwa mengonsumsi kopi dengan porsi sedang dapat membantu mencegah penyakit liver, meningkatkan antioksidan, dan bahkan melindungi otak dari penyakit parkinson.
Meskipun kadar konsumsi kafein yang menyehatkan bagi tubuh telah distandarisasi selama bertahun-tahun, reaksi seseorang terhadap stimulan ini tak bisa disamakan. Sebagian besar dari kita mengonsumsi kafein dalam beberapa bentuk (kopi, teh, soda, bahkan cokelat) secara bergantian, tetapi cara tubuh kita memprosesnya berbeda-beda.
Melansir laman Women’s Health, berikut adalah beberapa alasan mengapa setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap kafein.
1. Kurang banyak mengkonsumsinya
Orang yang tak mengonsumsi kafein secara teratur dalam jumlah sedang, cenderung merasakan efek negatif lebih kuat dibanding mereka yang tubuhnya sudah menyesuaikan diri dengan kafein.
2. Genetik
Alasan mengapa sangat banyak orang merasa semangat sesudah mengonsumsi kafein bukan karena ia mengandung semangat itu, melainkan ia mengikat reseptor adenosin otak (yang mengirimkan sinyal ke tubuh bahwa sudah waktunya untuk beristirahat ketika jumlahnya sudah mencapai batas tertentu) dan membiarkan stimulan seperti dopamin berlangsung tanpa batasan. Orang yang reseptornya lebih mudah terikat kafein cenderung merasa lebih gelisah.
3. Obat-obatan yang dikonsumsi
Baca juga: Benarkah Minum Kopi Bisa Mencegah Terpapar Covid-19?
Menurut Mayo Clinic, antibiotik tertentu, obat asma dan tanaman herbal echinacea meningkatkan efek samping kafein yang tak diinginkan. Keduanya dapat mengganggu metabolisme kafein, membuatnya beredar di seluruh tubuh dalam jangka waktu yang lebih lama dan jumlah lebih banyak. Sedangkan obat asma memang sudah mengandung efek semacam kafein, sehingga kombinasi antar efek itu membuat merasa lebih tidak nyaman.4. Menderita gangguan kecemasan
Jika anda sudah menderita gangguan kecemasan, kafein level tinggi akan membuatnya makin parah. Menurut Roland Griffiths, profesor di John Hopkins School of Medicine, "kafein adalah obat pengubah suasana hati yang paling banyak digunakan di dunia."
Karena sifat psikoaktif alaminya, dalam kasus yang jarang terjadi, kafein bisa memicu gangguan panik, serangan panik terhadap mereka yang memang menderita gangguan panik dan insomnia bagi mereka yang menderita serangan panik.
5. Metabolisme rendah
Enzim metabolisme dalam hati yang membantu tubuh mengolah kafein bisa berbeda di tiap orang, sehingga mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengatasi efek kafein.
6. Memiliki kromosom Y
Proses tubuh terhadap kafein juga tergantung gender. Berita baiknya, tubuh wanita lebih baik dalam mencerna kafein dibanding pria. Penelitian oleh University of Barcelona menemukan bahwa di antara sekelompok mahasiswa, jumlah kafein standar mempengaruhi baik wanita maupun pria dalam waktu hanya 10 menit sesuai mengonsumsi, namun dampak terhadap pria lebih kuat.
(fzh)