Dreamland
>
Berita
>
Article

Tukang Parkir Bangun Sekolah Gratis: "Ini Proyek Akhirat"

23 September 2015 23:00 | 8306 hits

DREAMERSRADIO.COM - Sungguh mulia keinginan seorang pria bernama Undang Suryaman (39), berprofesi sebagai tukang parkir di kawasan kampus Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjajaran (Unpad), memiliki hati mulia. Akrab disapa Jek, Undang nekat membangun sekolah taman kanak-kanak (TK) dan Taman Pendidikan Alquran (TPA) gratis. Padahal penghasilannya pas-pasan.

Kemulian Jek yang sudah 23 tahun menjadi tukang parkir tersebut seakan mengubah pandangan negatif pada profesi yang dilakoninya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa tukang parkir itu urakan dan sering berkelahi, karena sebagian besar waktunya dihabiskan di jalan.

Tetapi kenyataannya tidak demikian, apa yang dilakukan Jek layaknya seorang berpendidikan tinggi dan memiliki wawasan sangat luas, serta memiliki visi dan harapan yang besar untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.

Jek mengatakan, ide  tersebut mulai muncul ketika melihat anak-anak usia sekolah tidak mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan. Kata dia, mereka yang seharusnya belajar malah menghabiskan waktu untuk bermain dan membantu orangtuanya bekerja.

"Saya tanya mereka, bukan tidak mau sekolah tapi orangtuanya tidak punya biaya untuk menyekolahkan," kata Jek saat berbincang beberapa waktu lalu.

Menurut Jek, sekolah gratis tersebut diberi nama TK-TPA Al-Raudatul Jannah yang lokasinya berada di Kampung Babakan Loak, RT 03, RW 12, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Sekolah gratis ini sudah berjalan selama 4 tahun. Awalnya proses belajar mengajar dilakukan di sebuah masjid yang berada di kampungnya.

Besarnya antusiasme dari masyarakat dan bertambahnya murid membuat masjid itu tak bisa lagi menampung. Jek pun memutuskan menyewa sebuah rumah yang letaknya tidak jauh dari masjid yang awalnya dijadikan belajar anak-anak.

"Tapi setelah berjalan beberapa tahun, saya khawatir tidak sanggup membayar uang sewa, jadi pindah ke rumah mertua saya," ucap dia.

Jek menuturkan, meski dia memanfaatkan rumah mertuanya untuk sekolah gratis itu, bukan berarti dia bebas dari biaya sewa rumah. Jek tetap harus membayar sebesar Rp2,5 juta per tahun. Uang itu murni dikeluarkan dari kantongnya sendiri.

"Kalau saya tidak bayar ke mertua kan tidak enak. Masalahnya masih ada adik-adik istri saya dan keluarga lainnya. Untuk menjaga kepercayaan dan silaturahmi, saya tetap bayar kontrakan ke mertua," terang dia.

Alasan utama Jek menyewa rumah mertua karena berharap kelonggaran soal pembayaran uang kontrakkan untuk sekolah tersebut. Kata dia, kalau masalah uang, urusan dengan keluarga tidak seketat dengan orang lain. "Jadi apabila belum ada uang waktu pembayarannua kan bisa sedikit diulur," tutur Jek.

Source:
Komentar
RECENT ARTICLE
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio