DREAMERSRADIO.COM - Perdana Menteri Australia, Tony Abbot yang tahun ini ramai dibicarakan dan populer di Indonesia karena perseteruan masalah terpidana mati kasus narkoba Andrew Chan dan Myuran Sukumaran harus lengser dari jabatan.
Ternyata tidak hanya memicu perdebatan dengan Indonesia, namun beberapa waktu belakangan, di internal Australia sendiri mempertanyakan kebijakan yang dibuat oleh Abbott. Melansir BBC, pergantian kekuasaan ini dinilai ‘penusukan dari depan’ alias secara terang-terangan oleh kubu lawan.
Sosok itu diperkirakan adalah Malcolm Turnbull yang sudah lama mendambakan kursi Perdana Menteri. Isu nama-nama menteri yang ingin dicabut oleh Abbott menimbulkan kontriversi dan memicu kemarahan kabinet.
Akhirnya pada Senin (15/09) kemarin, Turnbull menantang Tony Abbott untuk berbicara jujur pada jajak pendapat yang diselenggarakan oleh 2 perusahaan media besar Australia. Hasilnya, Turnbull menang suara dengan perolehan 54 suara, sedangkan Abbott mendapat 44 suara. Dengan demikian, pemimpin partai Liberal itu akan menggantikan Abbott.
Malcolm Turnbull mengatakan bahwa Abbott gagal membuat terobosan ekonomi, kehilangan kepercayaan di sektor bisnis dan gagal mengungkapkan tantangan serta peluang yang dimiliki oleh Australia.
Hal ini bukan yang pertama kali terjadi di Australia, Julia Gillard juga melengserkan Perdana Menteri Kevin Rudd yang akhirnya posisi Gillard kembali digusur oleh Rudd sendiri pada Juni 2013 lalu.
(rei)