DREAMERSRADIO.COM - Mantan PM Malaysia Dr Mahathir Mohamad mengatakan Myanmar harus dikeluarkan dari ASEAN, karena terus melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Rohingya.
"Saya sangat berperan membujuk negara-negara ASEAN untuk menerima Myanmar sebagai anggota, kendati perlakuan buruk mereka terhadap Aung San Suu Kyi," kata Mahathir dalam Konferensi Internasional Mengenai Rohingya di Kuala Lumpur.
"Kini, Myanmar berperilaku berbeda. Myanmar harus didakwa sesuai hukum internasional dan dilucuti dari keanggotaan ASEAN, karena terus melakukan genosida terhadap penduduk Muslim," lanjut sosok yang biasa dipanggil Dr M seperti dikutip kantor berita Anadolu.
Mahathir sekali lagi mengutarakan kekecewaannya terhadap Aung San Suu Kyi. Kepada wartawan, Mahathir mengatakan; "Aku menulis surat kepadanya, meminta untuk bertindak, tapi tidak ada jawaban."
Selama setengah abad Muslim Rohingya teraniaya, dan sejak 2012 -- setelah kerusuhan berdarah di negara bagian Rakhine -- mengalami kekerasan, penindasan, dan pengenyahan secara sistematis. Hampir seluruh Muslim Rohingya hidul di ghetto di Maungdaw, Akyat, Sitwee, dan perbatasan Myanmar-Bangladesh, tanpa akses kesehatan, air bersih, dan pangan. Muslim Rohingya sedang dibiarkan mati pelan-pelan.Ribuan Muslim Rohingya melarikan diri lewat laut, terdampar di Thailand dan korban perdagangan manusia. Lainnya mati kelaparan di tengah laut, dan yang beruntung diselamatkan nelayan Aceh.
PBB terus menekan Myanmar, tapi rejim militer di negeri itu mengabaikan. Myanmar terus mencari cara untuk tidak mengakui Muslim Rohingya sebagai warga negara.
"Jika Myanmar terus mengabaikan tekanan internasional, dan tak henti membunuh Muslim Rohingya, Myanmar tidak boleh dilindungi oleh hukum yang berlaku di blok regional," demikian Mahathir.
Malaysia sebagai ketua ASEAN, masih menurut Mahathir, harus tegas dan mulai membujuk anggota lainnya menerapkan sanksi perdagangan terhadap Myanmar jika masalah Muslim Rohingya memburuk.