DREAMERSRADIO.COM - Prof dr Tjandra Yoga Aditama, anggota Komite Emergency WHO dan kepala Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI, mengatakan pemeriksaan di banda tidak sepenuhnya membendung wabah Sindrome Pernafasan Timur Tengah (MERS.
Mengacu kasus di Korea Selatan (Korsel), Prof Tjandra mengatakan virus MERS yang dibawa seseorang sama sekali tidak terdeteksi, ketika si pembawa melewati pemeriksaan di bandara.
Baca juga: Kembali ke Tanah Air, Jamaah Haji Asal NTB Diduga Terkena Virus Mers
"Coba lihat kasus pertama MERS di Korsel," ujar Prof Tjandra kepada INILAHCOM. lewat pesan singkat. "Saat pasien berusia 68 tahun itu tiba dari Timur Tengah di Bandara Incheon pada 4 Mei 2015, dia sehat-sehat saja, tidak ada gejala, sehingga tidak terdeteksi."Seseorang, masih menurut Prof Tjandra, bisa saja terjangkit MERS tapi tidak sakit dan tanpa keluhan. Akibatnya, virus MERS di tubuh pasien tidak terdeteksi. "Jika tiba di bandara dalam keadaan demam, thermal scanner akan mendeteksi," demikian Prof Tjandra.
"Jika tidak, alat apa pun yang ditempatkan di bandara tidak mampu mendeteksi." Prof Tjandra melanjutkan; "Jadi, pemeriksaan di bandara -- yang memang amat penting -- tidak menjamin bisa membendung virus MERS masuk ke satu negara."