Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
Dreamland
>
Berita
>
Article
Polusi Udara Sumbang 60 Persen Penyakit di Jakarta
21 Mei 2015 17:00 | 2166 hits

DREAMERSRADIO.COM - Masalah kebersihan udara di kota besar sudah menjadi perhatian di banyak negara, tak terkecual di Indonesia. dan disadari atau tidak, polusi udara ini memberikan peran yang cukup besar terhadap kesehatan tubuh.

Menurut penelitian dari Universitas Indonesia, hampir 60% pasien di rumah sakit Jakarta menderita penyakit yang disebabkan oleh polusi udara. Dari keseluruhan pasien di rumah sakit Jakarta, sekitar 1,2 juta atau 12,6 persen di antaranya memiliki keluhan asma atau bronkitis.

"Sementara posisi tertinggi ditempati oleh ARI atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), yaitu 2,4 juta kasus atau memakan porsi 25,5 persen," ujar peneliti perubahan iklim dan kesehatan lingkungan dari Universitas Indonesia, Budi Haryanto, dalam jumpa pers di Belly Clan, Jakarta, Kamis (21/5).

Di Jakarta sendiri, penyakit pernapasan yang diidap warga kebanyakan diakibatkan polusi kendaraan bermotor. Bahkan, walaupun mengendarai mobil ber-AC, potensi menghirup debu tetap banyak. Hal ini dikarenakan di Jakarta ada banyak partikel debu yang sangat kecil, yaitu hingga 2 mikron. "Debu ini bisa dengan mudah masuk ke celah mobil dan mudah juga masuk ke saluran pernapasan," kata Budi.

Baca juga: Jakarta Puncaki Peringkat Polusi Udara Dunia Bahkan Ketika Diguyur Hujan Deras

Menurut data pemerintah, daerah Jakarta Utara merupakan daerah yang polusinya paling tinggi, bertolak belakang dengan Jakarta Selatan. Dan hal ini pun ditunjukkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan Budi.

Budi mengambil sampel dari masing-masing 196 siswa dari 14 sekolah dai Jakarta Utara dan Jakarta Selatan. Tim peneliti meminta guru untuk mencatat setiap anak yang mengeluh batuk atau pilek. Hasil penelitian menunjukkan, keluhan hidung tersumbat dan batuk pilek di daerah tinggi polusi terjadi 3-4 hari sekali. Di Jakarta Selatan hanya berbeda sehari, yaitu 4-5 hari.

"Ini menunjukkan bahwa hubungan penyakit polusi dan daerah tidak signifikan. Semua daerah sama saja potensinya. Sekarang semua daerah tinggi polusi," kata Budi memaparkan.

Guna mencegah meningkatnya penyakit gangguan pernapasan akibat polusi, Budi mengajak masyarakat untuk sadar diri menggunakan masker terutama saat dalam perjalanan.

(fzh/cnn indonesia)

Komentar
RECENT ARTICLE
Advertise with Us
sales & marketing : sales@dreamers.id
enquiries : info@dreamers.id
Get Our Application for Free
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio