DREAMERSRADIO.COM - Nazir Afzal, mantan kepala kejaksaan tinggi North West England, mengatakan pengaruh ISIS di Inggris hampir sama dengan Beatles, atau bintang industri musik pop lainnya.
"Tahun 1960-an, Inggris punya Beatlemania," ujar Muslim pertama di Inggris yang menduduki jabatan tertinggi di kejaksaan negeri itu.
"Saat itu, semua anak laki-laki ingin menjadi seperti anggota The Beatle. Semua gadis ingin bersama mereka," lanjut Afzal kepada kantor berita Anadolu. "Kini, ada One Direction dan Justin Bieber."
ISIS, masih menurut Afzal, berusaha menunjukan hidup mereka lebih mulia dan tidak beda dengan idola pop.
"ISIS mencoba menunjukan bahwa mereka adalah koboi murtad, hidup glamor dan bebas," ujar Afzal. "Mereka menggunakan alat pemasaran yang sama dengan industri musik pop, yaitu mendorong anak-anak untuk menjadi seperti bintang pop."
Baca juga: Begini Alasan Anak-Istri Terduga Teroris ISIS Eks WNI Tidak Bisa Ditangani LPSK
ISIS berhasil. Kini, sekitar 600 warga Inggris -- kebanyakan remaja putra dan putri -- melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Jika pemerintah Inggris tidak melakukan tindakan pencegahan, bukan tidak mungkin jumlah warga Inggris yang berperang untuk ISIS mencapai belasan, atau mungkin, puluhan ribu."Remaja itu dipersiapkan. Didorong, atau terinspirasi bahwa ada dunia yang lebih baik dari yang mereka miliki saat ini di Inggris," demikian Afzal.
Target kampanye ISIS adalah remaja yang kecewa dengan kehidupan di Inggris. Setelah itu ISIS menjauhkan mereka dari keluarga dan teman-teman dekat, setelah itu menggerakan mereka untuk melakukan perjalanan ke Suriah.
"Ada krisis identitas di kalangan pemuda Muslim Inggris,' ujar Afzal. "Mereka tidak tahu diri mereka, juga tidak tahu ambisi mereka. Mereka tidak memiliki panutan."
Alasan lain yang membuat ISIS berhasil memikat para remaja adalah adanya kesenjangan komunikasi antara anak-anak dan orang tua.