DREAMERSRADIO.COM - Sejumlah pengungsi Palestina yang melarikan diri dari Kamp Yarmouk, Damaskus, menceritakan kekejian yang disaksikan.
"Merka bermain bola dengan kepala lawan yang diputus dari tubuh," ujar Ibrahim Abdel Fatah, pengungsi usia 55 tahun, kepada kantor berita AFP. "Mereka membunuh anak-anak di depan orang tuanya," lanjutnya.
Jafra Fountadion, yayasan yang berbasis di Yarmouk, memperkirakan sekitar 400 keluarga -- sekitar 2.000 orang -- melarikan diri ke Kamp Yalda yang kini dikepung tentara rezim Bashar Assad. Sekitar 150 keluarga lainnya melarikan diri ke wilayah yang juga dikuasai rezim Damaskus.
Wesam Sabaaneh, yang bekerja untuk sebuah LSM, mengatakan kepada ibtimes.co.uk bahwa sekitar 18 ribu pengungsi terjebak di kamp di selatan ibu kota Suriah itu.
Baca juga: Begini Alasan Anak-Istri Terduga Teroris ISIS Eks WNI Tidak Bisa Ditangani LPSK
"Mereka tidak memiliki akses ke kebutuhan dasar dan obat-obatan," ujar Sabaaneh. "Mereka tak bisa keluar rumah, karena bentrokan dengan senjata berat terus terjadi."Kesaksian Abdel Fatah dikuatkan Amjad Yaaqub, remaja usia 16 tahun, yang melihat langsung serdadu ISIS menendang-nendang kepala terpenggal seolah sedang bermain bola.
"ISIS datang ke rumah saya mencari saudara saya yang bekerja di Komite Populer Palestina," ujar Yaaqub. "Mereka memukul saya sampai pingsan, dan meninggalkaan saya agar mati."
Selasa (7/4), ISIS menembak seorang gadis usia 12 tahun di depan rumahnya. Korban diidentifikasi bernama Zainab Daghastani. Surat kabar Al Masdar memberitakan gadis itu ditembak sniper.
Kamp Yarmouk kerap berpindah tangan dari pemberontak ke pasukan setia kepada Bashar Assad. Pengungsi di dalamnya meninggal akibat kekurangan gizi dan makanan. ISIS juga menjarah semua toko makanan dan obat-obatan yang disediakan untuk warga sipil. Dua rumah sakit di kamp berhenti beroperasi kaerna kekurangan peralatan medis.