DREAMERSRADIO.COM - Sungguh malang nasib Santa Maria Claudia, gadis cilik yang baru berusia 8 tahun ini menjadi korban keegoisan sang ayah yang mengajaknya bunuh diri bersama dengan menabrakkan diri ke kereta api yang tengah melintas pada Jumat (20/03) malam.
Claudia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit setelah sang ayah, Oktavianus Cahyo Saputro (36) mengajak puteri semata wayangnya tersebut untuk menabrakkan diri ke kereta api Gajayana jurusan Solo-Jakarta yang sedang melaju kencang di Brengosan, Manahan Solo.
Gadis cilik ini meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit akibat luka parah yang dideritanya di bagian kepala, sementara sang ayah tewas di tempat karena luka parah di sekujur tubuhnya. Cahyo nekat mengajak bunuh diri puteri semata wayangnya karena gagal mendapatkan hak asuh dalam sidang perceraian yang dijalaninya bersama sang istri Sri Lestari (34).
Rupanya sebelum meninggal dunia, Claudia sempat menuliskan kerinduannya kepada sang ibu dan berharap keluarganya bisa bersama lagi. Dengan polosnya, ia menuliskan curahan hatinya di buku hariannya.
Baca juga: Anak-Anak Dapat Jadi Faktor Penyebaran Virus COVID-19, Kok Bisa?
“... Aku sedih sekali, papa mamahku akan berpisah. Aku sedih sekali dan aku tadi makin sedih, aku kangen mama dan aku bisa Cuma bedoa kepada Tuhan, dan aku senang bertemu mamah..” tulisnya dalam lembaran kertas berwarna merah muda.Surat itu ditulis sehari setelah ia merayakan ulang tahunnya yang ke-8 pada 21 Desember lalu. “..Tadi malam ulang tahunku ke-8 tahun, aku sangat senang sekali. Semoga tambah sehat tambah pintar dan semoga bahagia selalu tidak boleh sedih,” tulisnya.
Sejak hubungan pasangan suami istri tersebut mulai merenggang, Cahyo berpisah dengan istrinya dan kemudian tinggal bersama dengan kakaknya dan membawa serta Claudia.
Pihak keluarga mengatakan bahwa Cahyo memang sangat sayang kepada anak satu-satunya itu dan tak terima saat hak asuh Claudia jatuh ke tangan ibunya. Ia memang sempat menancam akan melakukan apapun agar bisa mengasuh anaknya.
(ncl/Kompas)