DREAMERSRADIO.COM - Jepang merupakan negara yang mengagumkan dengan aktifitas penduduk super sibuk. Rata-rata jam kerja perusahaan di negara sakura ini dimulai dari pukul 9 hingga pukul 5 sore. Kesibukan penduduknya rupanya membuat pemerintah Jepang merasa khawatir. Pasalnya, angka kelahiran di Jepang tercatat sangat rendah setiap tahunnya.
Dilansir dari japantimes, baru – baru ini pemerintah pusat merancang beberapa langkah untuk menanggulangi angka kelahiran di negara tersebut seperti mendukung pemerintah daerah untuk menyelenggarakan perjodohan atau kencan kilat, menetapkan target partisipasi laki-laki dalam merawat anak hingga memberi dukungan untuk keluarga yang ingin memiliki tiga anak atau lebih. Perdana Menteri Shinzo Abe dan kabinetnya diperkirakan akan menyetujui rancangan tersebut akhir Maret nanti.
Jepang diperkirakan akan menghadapi "situasi kritis" pada lima tahun mendatang saat tahun 2020 mendatang, rendahnya angka kelahiran anak dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap sosial dan ekonomi.
Baca juga: [Exclusive Dreamers.id] DXTEEN Spill Deg-Degannya Pertama Kali Perform Di Depan NICO Indonesia!
Selain mendorong perjodohan atau kencan kilat, pemerintah juga ingin melakukan upaya lainnya seperti meningkatkan akses perawatan anak gratis, dan mendirikan pusat konseling di setiap kota besar di negara tersebut agar warganya bisa memperoleh pelayanan kesuburan.Di Jepang, angka kelahiran turun ke titik terendah pada 2014 lalu, turun sekitar 9.000 kelahiran dibandingkan tahun 2013. Turunnya jumlah kelahiran di Jepang telah mencapai tahun keempat. Penyebabnya dikarenakan tingginya biaya perawatan anak, lebih banyak perempuan yang bekerja, dan meningkatnya jumlah orang yang tidak memiliki pasangan.
(dits)