DREAMERSRADIO.COM - Menjadi seorang cheerleder memang identik dengan kegiatan yang dilakukan oleh kaum perempuan. Meski tidak sebanyak perempuan, di kalangan laki-laki pun ada yang menjadi seorang cheerleder atau pemandu sorak. Salah satunya adalah Ronin Shimizu, bocah 12 tahun asal California.
Namun, kenyataan dan sikap orang-orang disekitar membuat bocah ini untuk mengakhiri hidupnya. Dilansir Metro.co.uk, Ronin bunuh diri pada Rabu (3/11) lalu setelah bertahun-tahun mengalami pelecehan di sekolah Folsom, California menurut para teman dan keluarganya.
“Dia di-bully dengan sangat jahat,” kata Riley Coleman, salah satu temannya di tim cheerleader Vista Jr. Eagles. “Itu tidak baik mem-bully seseorang.” Tambahnya.
Salah satu kerabatnya mengatakan bahwa Ronin telah diejek sepanjang tahun di sekolah dan harus keluar dari Sekolah Menengah Folsom, di mana ia memulai menjadi pemandu sorak karena mendapat gangguan yang terlalu banyak.
Baca juga: Masuknya Susah, Aturan Yang Harus Dituruti Oleh Anggota Cheerleader Tidak Kalah Sulit dan Aneh!
Teman-temannya mengatakn bahwa bully merupakan bagian dirinya menjadi pemandu sorak. Sementara Folsom Cordova Unified School District mengatakan merasa sedih oleh tragedi tersebut.“Kami terkejut dan sangat sedih dengan tragedi ini, kami turut berduka kepada keluarga Ronin selama masa yang sulit ini,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Banyak siswa, guru, dan staff mengetahui bahwa Ronin adalah anak yang positif, dan mudah bergaul, dan seluruh warga sekolah benar-benar berduka atas kehilangan ini.”
“Kami tergerak oleh curahan dukungan dari keluarga dan anggota masyarakat yang bertanya bagaimana mereka dapat membantu,” tambahnya.
(zia)