DREAMERSRADIO.COM - Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Qatar ditetapkan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 mendatang setelah mendapatkan restu dari FIFA. Namun belakangan, kontroversi soal Piala Dunia 2022 Qatar semakin bertambah.
Jika beberapa waktu lalu waktu pelaksanaan Piala Dunia 2022 yang menjadi perdebatan banyak pihak, kali ini justru proses persiapan dan pembangunan yang dilakukan oleh Qatar untuk ajang sepakbola terbesar di dunia tersebut.
Baru-baru ini, Qatar disebutkan menggunakan jasa pekerja asal Korea Utara untuk membangun beragam fasilitas penunjang Piala Dunia 2022 seperti hotel, bangunan kantor dan tak terkecuali stadion tempat digelarnya pertandingan.
Dilaporkan oleh The Guardian, dalam investigasinya belum lama ini, sejumlah pekerja asing asal Korea Utara tersebut mengaku tidak dibayar sama sekali oleh pihak yang mempekerjakan mereka. Hal ini tentu saja sama seperti penjualan manusia atau perbudakan.
Baca juga: Deretan Negara Ini Sudah Menerapkan Hukum Mati LGBT Sebelum Brunei Darussalam
Seorang pekerja mengaku ia memang ingin mencari uang di luar negeri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun sayang, hingga saat ini ia belum menerima uang sepeser pun setelah ia bekerja di sebuah proyek bangunan di Lusail City, Qatar untuk Piala Dunia 2022.“Orang-orang seperti kita memang jarang mendapatkan bayaran. Biasanya kami baru mendapat bayaran jika sudah kembali ke negara asal dan itu pun biasanya hanya 10 persen dari total uang yang kami dapat, karena sisanya dipotong oleh pemerintah,” ujar seorang pekerja.
Atas kasus ini, sejumlah organisasi seperti Anti Perbudakan Internasional sudah mulai mengambil langkah untuk menghentikan perlakuan semena-mena yang dilakukan oleh Qatar tersebut. Sementara itu, FIFA sendiri sepertinya masih belum mau angkat bicara mengenai hal ini.
Hmm.. bagaimana menurutmu, Dreamers? (Syf)