DREAMERSRADIO.COM - Sebuah misteri yang tak terpecahkan muncul di Cina, setelah salah satu desa terpencil di propinsi Sichuan memiliki penduduk yang membuat para ilmuwan kebingungan selama beberapa dekade. Pasalnya, di desa bernama Yangsi tersebut, sekitar 40% penduduknya memiliki bentuk tubuh seperti kurcaci.
Dilansir Odditycentral, sekitar 36 dari 80 penduduk nya terlihat seperti kurcaci karena lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata tinggi manusia, yaitu sekitar 3 kaki 10 inci untuk yang tertinggi dan 2 kaki 1 inci untuk yang terpendek.
Presentase yang terlalu besar tersebut sangat tidak tepat jika dikategorikan sebagai sebuah ‘kebetulan’, dan hingga kini belum ada yang bisa menjelaskan penyebab hal tersebut. Yangsi pun kini dikenal sebagai Desa Kurcaci atau ‘Village of Dwarfs’.
Berdasarkan penduduk di desa tersebut, kehidupan damai mereka dirusak saat musim panas beberapa tahun lalu, ketika penyakit parah menyerang desa tersebut. Beberapa penduduk menderita kondisi yang cukup misterius, yang kebanyakan menyerang anak kecil berusia 5 sampai 7 tahun.
Anak-anak yang terserang tersebut menjadi berhenti tumbuh, dan memiliki tinggi yang sama di sisa hidup mereka. Selain itu, beberapa penduduk lainnya juga menderita cacat.Para ahli dan ilmuwan pun kemudian mengunjungi desa Yangsi untuk mempelajari air, tanah, dan biji-bijian. Mereka juga memeriksa korban yang terserang dengan harapan bisa menemukan klu mengenai hal tersebut.
Sayangnya, para ilmuwan tersebut tak mampu mendeteksi penyebab dari kondisi tersebut, dan pada akhirnya hingga kini menjadi sebuah misteri yang tak terpecahkan sejak 60 tahun lalu. Berdasarkan data resmi distrik desa tersebut, penyakit tersebut ditemukan di tahun 1951. Para korban saat itu digambarkan dengan kaki pendek yang kemudian berdampak ke generasi selanjutnya.
Desa tersebut pun kini ditutup untuk para wisatawan yang ingin berkunjung. Di tahun 1997, sebuah teori menyebutkan bahwa konsentrasi merkuri yang tinggi di tanah lah yang menyebabkan penyakit tersebut muncul, namun teori tersebut hingga kin belum bisa dibuktikan.
(ctr/pic: ScDaily, local.newssc)