DREAMERSRADIO.COM - Biaya kuliah di Amerika Serikat yang mencapai ratusan juta rupiah per tahunnya ternyata memaksa para mahasiswa di Negeri Paman Sam tersebut untuk memutar otak lebih keras lagi agar mereka dapat membiayai kuliah mereka secara mandiri. Beragam cara pun dilakukan, agar mereka tetap bisa duduk di bangku perguruan tinggi tempat mereka menuntut ilmu hingga lulus nanti.
Beberapa pekan belakangan, sejumlah media di Amerika Serikat menemukan sebuah fenomena yang terjadi di kalangan mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan biaya kuliah mereka. Salah satunya adalah dengan cara mengejar beasiswa.
Bukan beasiswa pada umumnya, para mahasiswa ini mengejar beasiswa yang kini menjadi tren dengan sebutan ‘Beasiswa G-String’. Dari namanya, tentu saja sudah tercium aroma kontroversi soal beasiswa tersebut.
Ya, beasiswa ‘g-string’ yang dimaksud adalah ketika para mahasiswa yang kuliah pada siang hari melanjutkan aktivitas mereka di klub dan diskotek sebagai penari striptease pada malam hari. Hal ini dilakukan semata-mata untuk memastikan mereka dapat melanjutkan kuliah tanpa harus terlilit hutang pembiayaan.
Dilansir ABC News, saat ini terhitung ada puluhan mahasiswa baik laki-laki mau pun perempuan yang mengejar ‘beasiswa’ tersebut. Rata-rata dari mereka mengaku melakukannya dengan enjoy dan tanpa tekanan sama sekali.
Baca juga: Pilih-pilih Program Beasiswa ke Korea Selatan yang Cocok dengan Kamu
“Aku melakukan ini karena agar aku bisa tetap berkuliah, dan aku rasa ini adalah pekerjaan yang paling memungkinkan ketimbang aku menjadi seorang pelayan di sebuah kafe dengan bayaran yang rendah,” kata Maggie, seorang mahasiswi jurusan Hukum Internasional di sebuah perguruan tinggi di Manhattan, New York.Menanggapi kegiatan ‘beasiswa g-string’ ini, banyak pengamat pendidikan di Amerika Serikat mengatakan bahwa tidak sepantasnya mahasiswa melakukan hal ini karena tuntutan keuangan.
“Ini bukanlah ide yang bagus bagi para mahasiswa untuk menghsilkan uang. Masih ada cara lain untuk bisa memenuhi kebutuhan biaya kuliah seperti dari bantuan pendidikan dari sejumlah yayasan dan organisasi,” jelas Robert Franek dari The Princeton Review.
Dari data yang dikumpulkan oleh ABC News, jumlah dana pendidikan pada tahun 2014 untuk para mahasiswa dari sejumlah organisasi dan yayasan mencapai 180 Milyar USD. Jumlah ini tentu akan cukup membantu mereka daripada harus melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan oleh Maggie.
Tren ‘Beasiswa G-String’ di Amerika Serikat sendiri mulai dilakukan banyak mahasiswa ketika seorang mahasiswi Duke University, Miriam Weeks tampil sebagai bintang porno untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya.
Hmm.. bagaimana menurutmu, Dreamers? (Syf)