DREAMERSRADIO.COM - Konflik antara Israel dan wilayah pendudukan di Palestina rupanya bukan menjadi urusan politikus saja. Bahkan telah merambah ke dunia bisnis. Belakangan ini dikabarkan kalau penggiat Israel menyeruskan agar memboikot Mc Donald’s lantaran restoran tersebut menolak membuka cabangnya di pemukiman Yahudi.
Stasiun Televisi Al Arabiya melaporkan, juru bicara McDonald’s Israel, Irina Shalmor mengatakan kalau divisi mereka pernah didekati oleh pemilik pusat perbelanjaan di kota Ariel, wilayah yang diduduki Israel di Tepi Barat yang meminta agar McDonald’s membuka cabang di kota tersebut.
Namun, Irina menjelaskan McDonald's menolak permintaan itu dan mengatakan pihaknya tidak akan membangun salah satu cabangnya di wilayah Palestina yang diduduki Negeri Zionis itu.Dia mengatakan keputusan ini memang tidak terkoordinasi dengan kantor pusat McDonald's di Amerika Serikat.
Alhasil, para pegiat Israel menyerukan untuk melakukan aksi boikot terhadap seluruh cabang McDonald's di Negeri Bintang Daud itu. Sebaliknya, mereka mendesak agar warga Israel mendukung produk makanan cepat saji asal Negeri Yahudi itu, yakni Burger Ranch.
Baca juga: BTS Meal Bantu Naikkan Penjualan McDonald’s Hingga 41 Persen
“McDonald's telah berubah dari sebuah bisnis menjadi sebuah organisasi dengan agenda politik anti-Israel,” ungkap Wakil Direktur Dewan Komunitas Yahudi di Yudea, Samaria, dan Gaza, Yigal Delmonti, seperti dikutip situs Arutz Sheva.“Kami menyambut pengumuman Burger Ranch yang akan membuka cabangnya di Ariel, suatu langkah yang akan meningkatkan visibilitas mereka di seantero Israel,” terang Yigal.
Pemilik dan CEO McDonald's di Israel, Omri Padan, merupakan pendiri Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Peace Now. Organisasi ini memberikan bantuan hukum untuk solusi dua negara dalam batas aman.
Direktur Eksekutif LSM Peace Now, Yariv Oppenheimer, turut membela keputusan Omri. Dia mengatakan McDonald's memiliki hak untuk bertindak sesuai dengan hati nurani dan untuk memutuskan di mana mereka ingin membuka toko-tokonya.