Asia Tenggara merupakan daerah yang kaya dengan obyek wisata. Namun para operator pariwisata asing mengakui popularitas Thailand yang terus meningkat dan tetap menjadi favorit wisatawan asing. Meski mereka menitipkan pesan agar Thailand bisa menjaga kestabilan negaranya.
Masalah yang dianggap mengganggu suasana berwisata ke Thailand adalah ketidakpastian politik yang masih menyelimuti antara pendukung PM Yingluck Shinawatra dan kelompok oposisi yang dimotori bekas PM Abhisitb Vejjajiva, layanan operator tur yang jelek, serta sopir-sopir taksi gelap yang suka nembak penumpang.
Banyaknya pelayanan taksi gelap sangat mengganggu wisatawan asing dengan menembak harga. Hal itu pun banyak dialami wisatawan ketika mereka melewati konter imigrasi dan langsung dicegat banyak sopir taksi Thai yang sebagian besar dibekingi oleh preman.
Setelah tawar menawar, sopir taksi yang menggunakan Toyota Inova setuju dengan harga 700 bath termasuk karcis tol. Sedangkan jaarak bandara Suvarnabhumi dengan kawasan Pratunam sekitar 25 km dengan tarif 700 bath ataau Rp 210 ribu.
Namun hal tersebut bisa membuat kamu tercengang pada saat akan pulang. Pasalnya dari Hotel Siam di Pratunam ke Suvarnabhumi hanya 300 bath atau sekitar Rp 90 ribu. Bahkan Banyak sopir taksi yang berlaku buruk dan ini tidak dilupakan turis asing. Beberapa operator menghimbau pemerintah untuk mencari solusi agar Thailand tidak dirugikan oleh citra buruk seperti ini.
Pekan lalu para operator tur dari India, Rusia dan China berbicara di Thailand Travel Mart 2012 yang diselenggarakan Otoritas Pariwisata Thailand (TAT). Lebih dari 473 dari 60 negara berpartisipasi dalam Thailand Travel Mart 2012 ini.
Meski demikian, Sameer Whig, direktur Samaara Tour yang berbasis di New Delhi, mengatakan, Thailand tetap tujuan wisata paling populer. Setiap tahun turis India datang ke Thailand dan terus meningkat jumlahnya seiring semakin makmurnya sebagian rakyat India.
Tujuan wisata paling populer adalah Bangkok dan Pattaya. Namun Koh Samui, Chiang Mai dan Phuket juga semakin mengejar. Sebagian besar wisatawan dari India datang ke Thailand untuk mencari hiburan malam, belanja dan liburan.
Liu Feng, CEO Yunnan Comfort Tour dari China mengeluhkan para operator lokal tak pernah menaati layanan sesuai dengan perjanjian yang sudah ditandatangani. Pemerintah Thailand, menurut Liu, harus menetapkan standar pelayanan.
Tahun lalu, perusahaannya membawa 100 ribu wisatawan China ke Thailand dan jumlah ini diperkirakan akan tumbuh 5 hingga 10 persen. Tujuan utama bagi wisatawan China adalah Bangkok, Pattaya, Phuket, Chiang Mai dan Krabi.
Sedangkan Kondratyuk Ksienia, manajer Primoravtotrans yang berbasis di Moskow mengatakan masalah terbesar kliennya adalah kurang informasi dalam bahasa Rusia, yang bisa mengurungkan mereka berkunjung ke Thailand. (way)