Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
Dreamland
>
Lifestyle
>
Article
Gyeongju di Panggung APEC: Di Mana Sejarah dan Budaya Korea Menyapa Dunia
09 September 2025 12:17 | 1424 hits

DREAMERS.ID - Di mana sejarah kuno bertemu diplomasi modern, Gyeongju, kota warisan budaya Korea Selatan, menjadi panggung dunia dalam Konferensi Tingkat Tinggi APEC (forum kerja sama ekonomi di kawasan Asia-Pasifik) 2025.

Kota ini tak hanya menjadi tuan rumah bagi pertemuan pemimpin negara anggota APEC, tetapi juga menggelar Pertemuan Menteri Kebudayaan APEC, mencerminkan meningkatnya kesadaran akan peran budaya dalam memperkuat kerja sama regional dan membangun kepercayaan lintas bangsa.

Dalam dunia yang terus bertransformasi, APEC menempatkan budaya sebagai elemen strategis dalam memperkuat kohesi sosial, mendorong diplomasi dan membuka ruang kolaborasi di tengah dinamika ekonomi dan politik global.

Terpilihnya Gyeongju sebagai tuan rumah bukanlah keputusan simbolis semata. Sebagai ibu kota Dinasti Silla selama seribu tahun, kota ini menyimpan jejak peradaban yang melampaui batas zaman.

Gyeongju bukan sekadar destinasi sejarah, melainkan ruang hidup yang terus menghidupkan nilai-nilai leluhur dalam wujud yang bisa dirasakan hari ini.

Dikenal sebagai “museum tanpa dinding”, Gyeongju mempersembahkan situs-situs yang menakjubkan. Dari keagungan Kuil Bulguksa dan kesunyian spiritual Gua Seokguram, hingga kompleks pemakaman kerajaan Daereungwon dan Menara Cheomseongdae, simbol kemajuan sains masa Silla.

Semua ini tak hanya menjadi warisan arsitektural, tetapi juga refleksi filosofi hidup yang menjunjung harmoni, spiritualitas, dan keindahan.


Kuil Bulguksa di Gyeongju, salah satu situs Warisan Dunia UNESCO Korea Selatan.
(Foto: Dokumentasi pribadi/Tasya Nadhirah)

Sebagai pusat ilmu dan kebudayaan selama era Silla, Gyeongju memainkan peran penting dalam membentuk identitas budaya Korea.

Nilai-nilai yang terdapat pada sistem pemakaman, karya seni, dan struktur keagamaan menunjukkan tingginya apresiasi masyarakat Silla terhadap keabadian, keteraturan alam, dan hubungan antara manusia dengan langit.

Selain menjadi tuan rumah APEC 2025, Gyeongju juga menyelenggarakan Festival Warisan Dunia, perayaan budaya berskala nasional yang berlangsung dari 12 September hingga 3 Oktober.

Dengan tema “Cahaya Seribu Tahun, Koeksistensi Generasi”, festival ini menghadirkan beragam program langsung di situs Warisan Dunia seperti Bulguksa, Seokguram, dan desa tradisional Yangdong.

Acara ini tidak hanya menampilkan parade pembukaan yang meriah, tetapi juga mengajak pengunjung menyentuh warisan budaya secara langsung melalui aktivitas edukatif dan pertunjukan imersif.


Pertunjukan budaya bertema sejarah Silla di observatorium Cheomseongdae.
(Foto: Dokumentasi pribadi/Tasya Nadhirah)

Gyeongju juga pernah menjadi titik temu penting dalam jalur pertukaran maritim antara Timur dan Barat. Pada Dinasti Silla, pertukaran budaya, barang, dan gagasan terjadi melalui jalur laut yang merupakan sarana utama transportasi dan komunikasi antarbangsa pada masa itu.

Indonesia sebagai negara kepulauan berada di tengah jalur laut ini, dan dari sanalah berbagai artefak Asia Tenggara, termasuk manik-manik kaca Jatim dari Pulau Jawa, tiba di wilayah Korea.

Penemuan manik-manik dari Pulau Jawa ini di kompleks pemakaman kuno Hwangnam-dong di Gyeongju menunjukkan bahwa interaksi budaya antara kedua wilayah telah berlangsung sejak masa lampau.

Hari ini, hubungan tersebut diperkuat kembali melalui forum seperti APEC yang membuka ruang pertukaran yang setara dan bermakna.

Selama dua dekade terakhir, hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan tumbuh semakin erat melalui berbagai bentuk pertukaran yang melibatkan masyarakat sipil, pelajar, seniman, dan institusi.

Mulai dari program pertukaran pelajar, kolaborasi seni pertunjukan, kemitraan dalam festival budaya, hingga kerja sama ekonomi, baik melalui pelaku UMKM maupun perusahaan besar, hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan terus berkembang melalui berbagai bentuk pertukaran yang saling memperkaya.

Di tengah meningkatnya ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap budaya Korea disambut dengan upaya Korea untuk memahami lanskap sosial dan budaya Indonesia secara lebih mendalam sehingga membangun pertukaran yang setara, dinamis, dan berkelanjutan.

Hubungan ini kemudian berkembang lebih konkret di tingkat lokal, khususnya melalui kerja sama antara Indonesia dan Provinsi Gyeongsangbuk-do, wilayah tempat Gyeongju berada.

Dalam beberapa tahun terakhir, Gyeongsangbuk-do secara aktif membangun kanal pertukaran langsung dengan Indonesia melalui kehadiran Gyeongsangbuk-do Jakarta Office, kantor perwakilan resmi yang berperan sebagai jembatan antara provinsi lokal Korea dan Indonesia.

Melalui dukungan kantor ini, berbagai kegiatan seperti promosi pariwisata, pengembangan kerja sama ekonomi lokal seperti dukungan terhadap pelaku UMKM, serta program edukasi tentang warisan budaya Provinsi Gyeongsangbuk-do berhasil menjangkau masyarakat Indonesia secara lebih mendalam.

Gyeongju, sebagai bagian dari wilayah ini, menjadi simbol kerja sama budaya lintas negara yang tidak hanya berskala nasional, tetapi juga bersifat lokal dan personal.

Gyeongju adalah bukti bahwa warisan budaya bukan hanya untuk dikenang, tetapi untuk dihidupkan dan dibagikan. Di tengah dunia yang terus berubah, budaya hadir sebagai jangkar identitas dan jembatan antar negara.

Melalui pertemuan APEC tahun ini, Korea Selatan mengundang dunia untuk bersama-sama menjaga cahaya masa lalu dan melangkah bersama menuju masa depan yang lebih bermakna.

(Tasya Nadhirah/mth)

Komentar
RECENT ARTICLE
Advertise with Us
sales & marketing : sales@dreamers.id
enquiries : info@dreamers.id
Get Our Application for Free
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio