DREAMERS.ID - Beberapa minggu belakangan kembali menyebar rumor heboh tentang Ibu Negar Perancis, Brigitte Macron yang disebut terlahir sebagai pria dan menjadi transgender wanita di kemudian hari. Padahal, rumor itu sudah berhembus tahun lalu dan dibawa ke pengadilan oleh Brigitte Macron dan ia memenangkan kasus fitnah melawan jurnalis yang mengklaim hal tersebut.
Tapi belakangan rumor itu kembali berkembang dan Emmanuel Macron sang Presiden Prancis menuduh jika rumor ini adalah bagian dari kampanye fitnah dari sayap kanan. Melansir Detik. Media Faits et Documents menerbitkan hasil penyelidikan tiga tahun terhadap Brigitte di September 2021.
Namun ada koresponden Natasha Rey yang berkontribusi di jurnal tersebut memiliki Riwayat menyerang Macron di Facebook dan memberikan wawancara di YouTube sehingga tuduhannya menjadi viral.
Rey mengatakan jika ia mengacu pada foto keluarga Trogneux (nama keluarga Brigitte) zaman dahulu. Ada gadis kecil yang dipangku ibunya, yang diduga adalah Nathalie Farcy, keponakan Brigitte. Ibu Nathalie, Maryvonne yang adalah kakak Brigitte disebut sudah meninggal dunia.
Image source: Detik
Lantas rumor menyebutkan jika Brigitte adalah anak laki-laki berbaju kotak-kotak. Ia dikatakan lahir dengan nama Jean-Michael Trogneux. Dan dikatakan rumor pula Brigitte melakukan operasi pergantian kelamin di awal tahun 1980.
Namun rumor itu telah dibantah pihak keluarga karena tidak berdasar. Dan dikonfirmasi jika gadis kecil yang dipangku ibunya itu adalah Brigitte, bukan Nathalie. Emmanuel Macron untuk pertama kalinya juga turut membantah rumor tersebut dan menyatakan kemarahan atas rumor liar itu dan dampaknya pada kehidupan pribadi mereka.
"Hal terburuk adalah informasi palsu dan skenario yang dibuat-buat. Orang pada akhirnya percaya pada mereka dan mengganggu Anda, bahkan dalam privasi Anda," ungkapnya di Hari Perempuan Internasional baru-baru ini.
Baru-baru ini, putri Brigitte, Tiphaine Auziere juga buka suara atas fitnah tersebut. Tiphaine berusaha keras untuk melawan disinformasi di media sosial.
"Saya memiliki kekhawatiran tentang tingkat masyarakat ketika saya mendengar apa yang beredar di jaringan sosial tentang ibu saya yang dikatakan sebagai seorang pria. Keyakinan diucapkan, dan kredibilitas yang diberikan diproklamirkan. Bagaimana kita bisa melawan disinformasi di media sosial?" ungkap Tiphaine kepada Paris Match.
(rei)
Share 
