Dreamland
>
Berita
>
Article

Bukan Penyakit Baru, Bagaimana Update Virus Nipah yang Diprediksi Jadi Pandemi Berikutnya?

19 September 2023 15:35 | 359 hits

DREAMERS.ID - Nama Nipah mendadak jadi trending di mana-mana karena diprediksi akan menjadi pandemic atau wabah yang mendunia selanjutnya setelah COVID-19. Virus ini muncul di India dan telah menewaskan dua orang di negara bagian Kerala.

Hingga kini, masih ada dua orang dan satu anak dirawat di rumah sakit yang masih positif terinfeksi virus Nipah. Tak pelak, Masyarakat Indonesia turut khawatir jika Nipah akan menjadi pandemic seperti COVID-19.

Sebenarnya, virus Nipah bukan penyakit baru karena virus ini pertama kali diidentifikasi terjadi pada tahun 1998-1999 berdasarkan laporan wabah yang terjadi pada peternak babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia. Kala itu, virus ini berdampak sampai Singapura dan merenggut 106 jiwa dengan total 276 kasus terkonfirmasi.

Memang, kasus konfirmasi penyakit ini belum dilaporkan di Indonesia, namun beberapa penelitian dan publikasi telah menemukan adanya temuan virus Nipah pada kelelawar buah (genus Pteropus) di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Gejala yang dialami setiap orang pun bisa berbeda-beda. Ada yang mengalami infeksi saluran napas akut atau ISPA sampai ensefalitis fatal, tapia da juga yang tidak memiliki gejala atau asimptomatis. Namun yang bergejala biasanya akan mengalami demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah dan nyeri tenggorokan, melansir Liputan6.

Gejala ini bisa berlanjut ke pusing, mudah mengantuk, penurunan kesadaran dan tanda-tanda neurologis yang menunjukkan ensefalitis akut. Ada juga temuan pasien yang mengalami pneumonia atopic dan gangguan saluran pernapasan berat.

Di kasus berat, ensefalitis dan kejang akan muncul dan bisa berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam sampai kematian. Dari segi inkubasi, virus menimbulkan gejala umumnya 4-14 hari setelah terpapar virus Nipah. Namun ada juga laporan yang menyebut masa inkubasi bisa mencapai 45 hari.

Sementara untuk rata-rata angka kematian atau case fatality rate diperkirakan berkisar antara 40-75%. Penularannya bisa melalui kontak langsung dengan hewan, termasuk zat ekskresi atau sekresi seperti urine, air liur, darah, atau sekresi pernapasan.

Mengonsumsi daging mentah hewan yang terinfeksi juga bisa menjadi jalur penularan. Atau bisa juga dengan sesama manusia alias kontak dengan orang yang terinfeksi atau 

(rei)

Komentar
RECENT ARTICLE
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio