DREAMERS.ID - Beberapa hari belakangan, beredar berita adanya penembakan yang merenggut dua nyawa pria di jalanan Poznan, Polandia. Tragedi tersebut dilaporkan terjadi pada hari Minggu lalu waktu setempat. Kini, mulai tersebar pula video yang menunjukkkan tragedy tersebut terjadi.
Terlihat pria yang diketahui berusia 29 tahun menembak seorang pria lainnya yang sudah terkapar di pinggir jalan. Sementara seorang wanita berteeriak-teriak melihat peristiwa tersebut, tak lama pria 29 tahun tadi kembali menembak korban yang telah terbujur kaku di tanah dan segera menembak kepalanya sendiri.
Melansir BNN Network, pria berusia 29 tahun tersebut adalah mantan tunangan atau mantan kekasih dari wanita yang histeris. Sementara pria berusia 30 tahun yang terkapar pertama adalah tunangan dari wanita tersebut sekarang.
Pada hari Senin, polisi menyatakan bahwa motif yang paling mungkin di balik penembakan itu adalah hubungan cinta yang tidak terbalaskan antara pria 29 tahun dan sang wanita, hingga sang pria mantan kekasihnya itu tega membunuh tunangan wanita tersebut.
Gunman shot a man in front of his fiancée and then killed himself in PoznaĆ, Poland on Sunday:
— Wojciech Pawelczyk (@WojPawelczyk) July 18, 2023
(Warning: graphic video)pic.twitter.com/I6ux8xZW99
Menurut juru bicara kepolisian Andrzej Borowiak, pria berusia 29 tahun itu memperoleh lisensi dan izin senjata api untuk keperluan olahraga dan koleksi pada 2018. Dia telah mengajukan lima senjata api untuk olahraga dan sepuluh senjata api untuk koleksi.
Borowiak mengklarifikasi bahwa pria tersebut memenuhi semua persyaratan, termasuk menyelesaikan pelatihan yang diperlukan, lulus ujian, dan memberikan laporan medis. Berdasarkan kualifikasi tersebut, pria tersebut layak menerima lisensi dan izin.
Dan ternyata, di awal tahun 2022, saat berbincang dengan mantan pacarnya, dia membuat pernyataan yang mengkhawatirkan dengan rencana menyakiti diri sendiri, yang terjadi setelah perpisahan mereka. Wanita itu segera melaporkan perkataannya ke polisi di Poznan. Petugas menemukan pria itu dan membawanya ke rumah sakit untuk observasi, di mana dia ditahan selama beberapa hari.
Setelah dibebaskan dari rumah sakit, polisi menyita dua senjata api yang dimilikinya. Departemen Proses Administrasi kepolisian Poznan mengeluarkan keputusan untuk mencabut izinnya. Namun, pria tersebut memutuskan untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Dia memberikan laporan medis baru yang menyatakan bahwa dia tidak memiliki kontraindikasi. Departemen menantang keputusan medis dan merujuk pria itu ke klinik spesialis untuk evaluasi. Setelah menjalani pemeriksaan, dia memperoleh pendapat lain yang menguntungkannya sehingga ia tidak ditindak lebih lanjut.
(rei)