DREAMERS.ID - Semakin banyak anak muda Korea Selatan berusia 20-an dan 30-an yang membuka mini market atau toko serba ada. Peningkatannya cukup signifikan selama beberapa tahun terakhir ini.
Melansir laman Korea Times, mereka yang terjun ke bisnis toko serba ada bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak waktu luang dan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja kantoran.
Selain itu, biaya membuka toko serba ada relatif rendah dibandingkan dengan memasuki bisnis lain dan pekerjaan tersebut tidak memerlukan kualifikasi tertentu.
Menurut BGF Retail, operator CU (toko serba ada terbesar di Korea Selatan), porsi pemilik toko baru berusia 20-an meningkat dari 7,4 persen pada 2020 menjadi 10,4 persen pada 2021, dan 16,2 persen pada 2022.
Baca juga: Bunuh Diri Masih Menjadi Penyebab No. 1 Kematian Anak Muda Korea
Dalam data toko serba ada GS25, porsi pemilik wiraswasta muda melonjak dari 12,9 persen pada 2020 menjadi 15,8 persen pada 2022. 7-Eleven juga mengalami peningkatan porsi menjadi 13 persen dari 11,4 persen pada periode yang sama.Di sisi lain, ketiga perusahaan tersebut telah melihat jumlah pemilik toko berusia 50-an dan lebih tua menurun setiap tahun.
"Alasan terbesar bagi banyak anak muda untuk terjun ke bisnis toserba adalah karena biayanya hanya 42 juta won untuk membuka toko baru. Biaya awal mungkin berbeda tergantung pada waralaba, tetapi Anda dapat mengatakan bahwa biayanya paling banyak kurang dari 100 juta won," kata seorang pejabat perusahaan toko lokal.
Perusahaan juga menyambut pemilik toko muda karena mereka lebih selaras dengan apa yang diinginkan pelanggan muda dibandingkan dengan pemilik toko yang lebih tua. Perbedaan yang mencolok adalah mereka memesan semua produk yang ingin dijual di toko mereka dan mengetahui tren.
Pemilik toko muda ini juga aktif dalam mempromosikan bisnis mereka sendiri secara online, yang membantu perusahaan waralaba meningkatkan citra merek mereka sambil menarik pelanggan muda.
(mth)