DREAMERS.ID - Coldplay masih menjadi pembicaraan hangat di Indonesia beberapa waktu terakhir. Tidak hanya kabar terbaru tentang konser baik dari sisi persiapan maupun pembelian tiketnya, tpai juga kabar adanya penolakan keras yang terjadi jauh sebelum acara itu digelar.
Salah satu penolakan atas hadirnya Coldplay ini datang dari Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang turut mengancam dan siap mengepung Bandara Soekarno-Hatta yang memang akan jadi pintu masuk coldplay ke Indonesia. Sebagai informasi, penolakan ini memiliki alasan karena Coldplay dianggap mendukung gerakan LGBT.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun mengatakan jika pengamanan bandara akan ditingkatkan jelang kedatangan dan selama konser Coldplay, melansir Detik. Menteri Budi mengatakan akan berkoordinasi dengan Polri untuk meningkatkan pengamanannya.
Baca juga: TWICE Menjadi Tamu Spesial di Konser Coldplay di Korea Tahun Depan
"Pasti dari kami itu selalu berkoordinasi dengan Polri, dan pasti akan ada hal-hal yang kita amankan. Kita tahu ini adalah kegiatan kreatif, kita harus dukung. Kementerian Perhubungan dan semua stakeholder selalu men-support kegiatan-kegiatan kreatif," ujar Budi Karya ditemui di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (19/5)."Sebenarnya yang namanya Bandara Soetta itu kan international, dan kita punya kapasitas itu 1 hari 1.200 pergerakan. Jadi saya pikir sangat cukup untuk menerima mereka-mereka yang dari Indonesia dan dari luar negeri," ungkap Budi Karya.
Di tempat terpisah, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo mengatakan jika konser adalah salah satu peluang pertumbuhan ekonomi. Bahkan, Presiden Joko Widodo sempat mengatakan untuk proses gelaran acara di Indonesia dapat dipermudah.
"Kita melihat event adalah peluang. Bapak Presiden juga melihat kemarin di awal tahun bicara permudah izin event. Jadi kita bekerja dalam koridor itu, dan kita melihat selama event itu bermanfaat untuk masyarakat, akan kita dukung," kata Angela dalam acara yang sama.
(rei)