Dreamland
>
Berita
>
Article

Teori Buatan AS dan Korban Lampaui Prediksi WHO, Begini Update Terbaru Gempa Turki yang Renggut 21 Ribu Jiwa

10 Februari 2023 17:19 | 1502 hits

DREAMERS.ID - Sebelumnya WHO sempat memprediksi jika korban jiwa bencana gempa Turki akan mencapai 20.000 jiwa. Sayangnya hal itu salah dan terhitung korban meninggal dunia berdasarkan catatan Jumat pagi (10/02) mencapai 21.051 jiwa.

Sekitar 3.000 di antaranya dilaporkan tewas di Suriah dan lebih dari 75 ribu orang mengalami luka karena bencana di kedua negara itu. Menurut Lembaga Survei Geologi AS (USGS) koran jiwa diprediksi mencapai 10 ribu, sementara WHO memprediksi mencapai 20 ribu orang.

"Orang-orang yang tidak meninggal dunia akibat gempa bumi dibiarkan mati kedinginan," kata seorang warga Hakan Tanriverdi kepada AFP di Provinsi Adiyaman, melansir Detik.

Sementara itu ada teori konspirasi yang mengaitkan gempa Turki dengan system buatan AS yang memang terkenal mampu mengubah atau merekayasa cuaca, yaitu HAARP (High-frequency Active Auroral Research).

Isu ini muncul setelah beberapa orang di social media mengatakan jika ada kemunculan awan pada saat gempa tanggal 2 Februari tersebut yang dibandingkan dengan awan-awan serta kilat yang selalu terjadi di rekayasa cuaca yang disebabkan oleh HAARP.

Baca juga: NewJeans, Minnie (G)I-DLE, dan Member Stray Kids Donasi untuk Korban Gempa Turki-Suriah

Dari sebuah postingan di Facebook mengatakan jika HAARP menggunakan partikel logam bergetar di atmosfer dengan gelombang radio. Pesawat digunakan untuk menebar partikel di atmosfer lalu HAARP mentrasmisikan gelombang radio ke partikel karena itu mereka mampu mengubah cuaca.


Image source: Zaid Suhail/Twitter

Tapi di info terakhir, para ahli mengatakan jika HAARP tidak berdampak pada troposfer atau stratosfer tempat pesawat terbang dan cuaca terjadi. Karena fitur utama HAARP adalah pemancar frekuensi tinggi yang digunakan untuk mempelajari ionosfer atau bagian dari atmosfer atas bumi.

"Transmisi radio HF (Frekuensi Tinggi) berkaitan dengan interaksi dengan partikel terionisasi - elektron, di ionosfer, di atas ketinggian 100 km. Cuaca di permukaan tanah didorong oleh efek geofisika, sebagian besar pemanasan matahari, ke atmosfer netral yang jauh lebih dekat ke tanah," kata Profesor Fred Menk, seorang ahli ionosfer bumi dan magnetosfer dari University of Newcastle, menggambarkan klaim Facebook tersebut hanya omong kosong.

"Ada sejumlah besar pemancar HF secara global yang mengarahkan sinyal daya menengah atau tinggi ke ionosfer. Ini digunakan untuk penyiaran radio jarak jauh dan tujuan lain seperti pengawasan (radar) dan memantau keadaan ionosfer," tambahnya.

(rei)

Komentar
RECENT ARTICLE
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio