DREAMERS.ID - Beberapa waktu lalu secara mengejutkan Korea Utara mengumumkan kasus COVID-19 pertamanya, sementara negara-negara lain termasuk Indonesia telah mengalami perbaikan. Kini, negara otoriter tersebut melaporkan lebih dari 200 ribu pasien mengalami gejala demam.
Melansir Detik, minggu lalu adalah gelombang COVID-19 pertama yang terjadi di Korea Utara. Hal ini memicu kekhawatiran kurangnya stok vaksin, infrastruktur kesehatan yang tidak memadai sampai krisis pangan yang masih terjadi di Korea Utara yang memiliki 25 juta penduduk itu.
Baca juga: Korea Utara Kutuk Keras Amerika yang Gunakan Hak Veto Tolak Gencatan Senjata di Gaza
Hal ini turut diperparah oleh pemimpin Korut, Kim Jong Un yang menolak bantuan dari luar serta menutup perbatasan mereka. Berdasarkan data yang dikemukakan oleh media Channel News Asia, ada tambahakn 2019.030 pasien dengan gejala demam sehingga total kasus menjadi 2.460.640 pasien. Korban tewas pun bertambah 1 menjadi total 66 orang.Sayangnya, dilansir dari media Yonhap, tidak ada rincian berapa banyak orang yang dites positif VOCID-19. Hal ini sebenarnya telah diperingatkan oleh badan hak asasi manusia PBB tentang konsekuensi wabah COVID-19 di Korea Utara. Sementara WHO turut memperingatkan penyebaran yang tidak terkendali bisa memicu munculnya varian baru yang lebih mematikan.
"Tanpa kampanye vaksinasi nasional dan kemampuan testing yang terbatas, data harian yang dirilis oleh media pemerintah dapat tidak dilaporkan, dan mungkin sulit untuk menilai skala gelombang COVID-19," kata para ahli.
(rei)