DREAMERS.ID - Para peneliti asal China mengklaim telah menemukan virus yang diberi nama Neoromicia Capensis atau dikenal NeoCov. Ini adalah jenis baru atau jenis lain dari virus corona, seperti SARS-CoV-2 atau COVID-19. NeoCov bukan varian baru seperti Omicron atau Delta.
Studi oleh para peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina dan Universitas Wuhan menunjukkan bahwa NeoCov terkait erat dengan sindrom pernapasan Timur Tengah atau Middle East Respiratory Syndrome (MERS), penyakit virus yang pertama kali diidentifikasi dan merebak di Arab Saudi pada 2012.
Meski begitu, para ahli belum bisa menjelaskan lebih rinci apakah NeoCovbisa menyerang organ seperti paru-paru atau fungsi pernapasan. Saat ini masih diteliti juga seberapa mematikan atau tidak virus NeoCov.
Studi yang dilakukan peneliti China tersebut menunjukkan bahwa potensi ancaman NeoCov dapat menginfeksi manusia. Namun belum ada bukti terkait penularan dan tingkat fatalitas virus tersebut kepada manusia hingga kini. Terlebih, tes laboratorium juga menunjukkan bahwa kemampuan NeoCov untuk menginfeksi tubuh manusia cukup rendah.
Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah mendeteksi keberadaan MERS di sejumlah negara di beberapa kawasan seperti Timur Tengah, Afrika, hingga Asia Selatan. Ahli genome virus menduga bahwa MERS berasal dari kelelawar dan kemudian ditularkan ke unta pada masa lalu.
"Apabila digabungkan terdapat 27 negara yang melaporkan kasus MERS sejak 2012, virus ini mengakibatkan kematian terhadap 858 orang karena infeksi virus dan beberapa komplikasi yang terjadi," kata WHO seperti dikutip The Independent via CNN.
WHO melaporkan sebanyak 35 persen pasien yang terinfeksi MERS telah meninggal dunia, meskipun data itu masih diragukan karena sejumlah kasus ringan mungkin terlewatkan oleh sistem pengawasan kesehatan yang ada.
Ahli di University of Warwick Lawrence Young mengatakan pihaknya masih terus mempelajari terkait potensi virus tersebut untuk menginfeksi manusia dan tingkat keparahannya. Sebelumnya, komunitas peneliti pernah menemukan NeoCovpada sebuah studi yang dilakukan di wilayah utara dan tenggara Afrika Selatan pada 2017 silam.
Namun NeoCov saat itu menjangkit mamalia dengan genus Neorimicia. Tidak hanya di Afrika Selatan, peneliti tersebut juga menemukan NeoCov di beberapa negara di Afrika salah satunya adalah Uganda.
(fzh)