DREAMERS.ID - Dilansir dari Korea Times, outlet media Daily NK, baru-baru ini melaporkan bahwa seorang siswa sekolah menengah di Hyesan, sebuah kota Korea Utara yang berbatasan dengan China, dijatuhi hukuman 14 tahun kerja paksa karena menonton film Korea Selatan
Remaja tersebut tertangkap basah sedang menonton film The Man from Nowhere yang dibintangi oleh Lee Byung Hun, selama lima menit. Laporan ini menambah daftar panjang remaja yang dihukum berat karena menonton konten dari Korea Selatan.
Korea Utara telah memperkuat hukuman atas konsumsi konten populer Korea Selatan, dengan undang-undang tahun lalu yang menetapkan bahwa mereka yang menonton, mendengarkan, atau menyimpan film Korea Selatan, rekaman, materi yang diedit, buku, lagu, gambar, atau foto dihukum antara 5 - 15 tahun kerja paksa.
Outlet berita Daily NK mencatat bahwa sementara undang-undang tidak secara khusus menyebutkan hukuman bagi remaja, remaja yang dihukum itu dijatuhi hukuman sebagai orang dewasa. Ini tampaknya mencerminkan niat rezim untuk memperingatkan rakyatnya bahwa bahkan remaja akan menghadapi hukuman penuh.
Baca juga: Korea Utara Kutuk Keras Amerika yang Gunakan Hak Veto Tolak Gencatan Senjata di Gaza
Disebutkan bahwa orang tua remaja itu juga dapat menghadapi hukuman karena undang-undang lain menyerukan hukuman atas upaya pendidikan yang "tidak bertanggung jawab", yang dapat mengakibatkan anak muda melakukan kejahatan.Menurut Buku Putih Hak Asasi Manusia di Korea Utara 2021 yang diterbitkan oleh Institut Korea untuk Unifikasi Nasional, sejumlah pembelot Korea Utara bersaksi bahwa mereka yang kedapatan mendistribusikan drama Korea Selatan akan dieksekusi oleh regu tembak. Laporan tersebut berdasarkan wawancara mendalam dengan 50 pembelot.
Buku putih itu menyatakan, "Banyak pembelot secara konsisten bersaksi bahwa menonton drama, film, dan rekaman lainnya secara diam-diam menjadi tersebar luas. Mereka membeli alat perekam murah dari China dan diam-diam menjual atau membagikan rekaman."
"Sebagian besar warga Korea Utara yang menonton konten Korea Selatan merespons dengan kekaguman terhadap Korea Selatan dan persepsi negatif terhadap Korea Utara. Dalam beberapa kasus, kecemburuan ekonomi dan kebebasan Korea Selatan dalam kehidupan sehari-hari mengarah pada pembelotan," tambahnya.
(mth)