Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
Dreamland
>
Berita
>
Article
Pakar Singgung Indonesia Punya ‘Super Immunity’ Soal Infeksi Corona Dibanding Singapura
21 Oktober 2021 16:50 | 12580 hits

DREAMERS.ID - Berdasarkan data yang terus dirilis seiring perkembangan virus COVID-19 atau corona di Indonesia, kini kasus-kasus di Tanah Air diklaim lebih baik dibanding sejumlah negara tetangga. Para pakar pun menyebut jika hal ini disebabkan oleh imunitas alami dan imunitas dari vaksin.

Melansir Detik, ahli epidemiologi Pandu Riono dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) membandingkan kasus Indonesia dengan Australia karena negeri Kanguru tersebut salah satu faktornya adalah terlalu lama lockdown.

Berbeda dengan Indonesia, meski tanpa lockdown, tapi di sini vaksinasi digencarkan sembari infeksi virus corona juga menyebar yang menyebabkan imunitas natural.

“(Australia) terlalu lama lockdown, orang-orangnya tidak terekspos virus. Kalau semua tinggal di rumah, tidak ada interaksi antar manusia ya tidak menular. Tapi begitu mereka keluar dan vaksinasi belum menjangkau semua orang yang tadinya di rumah, maka dia akan menjadi korban karena virus masih ada,” kata Pandu, Kamis (21/10).

“(Di Indonesia) Orang yang terinfeksi sudah cukup banyak, sudah punya imunitas ditambah vaksin. Vaksin apa pun ternyata efektif. Vaksin Sinovac ternyata efektif. Orang yang sudah divaksin atau tadinya terinfeksi sudah divaksin, kadar imunitasnya juga tinggi. Kadang kita sebut super immunity,” sambung Pandu.

Selain faktor-faktor di atas, Pandu juga meyakini jika penerapan PPKM berlevel sukses menekan penyebaran varian Delta yang sempat mendominasi dan memunculkan gelombang kedua di Indonesia. Karena dengan PPKM pula, varian yang diketahui menular dengan amat cepat ini dapat menurun secara cepat.

“Kombinasi antara pembatasan kegiatan masyarakat yang mulai dengan PPKM Level 4, 3, 2 itu kemudian ada upaya vaksinasi dan sebagian sudah punya imunitas karena infeksi atau kombinasi keduanya. Maka itu yang membantu kenapa Indonesia paling rendah dibanding negara-negara lain,” lanjutnya.

Namun jika dibandingkan dengan Singapura, memang di sana kasus COVID-19 terus merangkak naik, tapi angka kematiannya relatif rendah lantaran cakupan vaksinasinya yang tinggi.

“Kadang mereka antar Indonesia dan negara lainnya, misalnya New Zealand 5 kasus saja langsung lockdown. Kalau kita kan kasusnya ribuan, ratusan, puluhan. Ambang untuk melakukan keseriusan tapi ternyata yang mereka ingin lakukan zero kasus enggak mungkin tercapai karena ini penalaran yang sangat tidak sederhana,” jelas Pandu.

“Akhirnya mereka menyerah, mereka mengikuti kita secara enggak langsung. Penularan tetap ada tetapi ditekan dengan upaya-upaya yang kita usahakan kita bisa tekan. Yang paling penting menekan kasus yang masuk rumah sakit dan meninggal dengan meningkatkan cakupan vaksinasi,” terangnya.

(rei)

Komentar
RECENT ARTICLE
Advertise with Us
sales & marketing : sales@dreamers.id
enquiries : info@dreamers.id
Get Our Application for Free
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio