DREAMERS.ID - Salah satu cara untuk menurunkan berat badan yang disebut paling ampuh adalah defisit kalori. Jalan alternatifnya adalah dengan mengonsumsi telur rebus dalam 14 hari dapat diklaim mencapai belasan kilogram.
Hal itu dikarena telur memiliki manfaat protein sebagai booster metabolisme. Dalam sehari, orang yang menjalani diet boleh mengonsumsi 2-3 butir telur rebus serta mengurangi makanan tinggi karbohidrat.
Tetapi kamu perlu ketahui bahwa ada sejumlah bahaya diet telur rebus yang tidak baik untuk kesehatan, karena termasuk diet ketat dan menekankan pada pola makan yang rendah kalori dan karbohidrat. Berikut sejumlah risiko yang muncul ketika menjalankan diet telur rebus ini, dilansir dari CNN Indonesia.
1. Malnutrisi
Meski protein telur meningkatkan kerja metabolisme, tubuh kamu tetap perlu nutrisi seimbang lainnya dari karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral yang tidak sepenuhnya ada di telur. Apabila tubuh kekurangan nutrisi penting, efeknya justru lebih serius karena fungsi tubuh jadi bekerja tidak maksimal.
Seperti kurang berenergi yang akhirnya menghambat kegiatan sehari-hari. Diet tinggi protein serta rendah karbohidrat juga bisa menyebabkan ketosis. Kondisi ini terjadi ketika tubuh kekurangan karbohidrat untuk dibakar menjadi energi.
2. Berat Badan 'yoyo'
Metode diet telur rebus memang diklaim bisa turunkan berat badan dengan cepat. Namun penurunan berat badan yang cepat dan ekstrem umumnya memicu berat badan naik-turun tak menentu alias 'yoyo'.
Saat berat badan turun dengan cepat, tetapi kondisi ini tidak akan bertahan lama. Sebab yang hilang bukan lemak melainkan cairan tubuh. Berdasarkan anjuran Kemenkes, berat badan turun secara normal yaitu 0,5-1 kg per minggu, dan bukan dalam hitungan minggu bisa drastis lebih dari 1 kg kecuali menderita penyakit serius.
3. Meningkatkan Kolesterol
Bahaya diet telur rebus yang dilakukan dalam jangka panjang berisiko meningkatkan kolesterol dalam tubuh, seperti dikutip Medical News Today. Ketika kamu diet ini dengan mengkonsumsi lebih banyak dari biasanya hingga khawatir akan memicu kolestrol pada penyakit kardiovaskular.
Terutama bagi yang memiliki riwayat alergi, sebaiknya jangan mengikuti diet telur karena bisa menimbulkan reaksi seperti ruam kulit, biduran, mual, gatal, hingga gangguan pencernaan.
Lebih baik mengkonsumsi bersama dengan sayuran, buah-buahan, ikan, biji-bijian atau kacang-kacangan yang menciptakan pola diet sehat seimbang. Untuk karbohidrat bisa mengganti nasi putih dengan shirataki, beras merah, atau kentang yang lebih rendah kalori.
(rzlth)