DREAMERS.ID - Drama Netflix baru D.P. yang dibintangi Jung Hae In dan Koo Kyo Hwan baru-baru ini menarik perhatian publik, karena dianggap menggambarkan kenyataan apa yang terjadi selama dinas militer.
Di dunia nyata, wajib militer dimaksudkan untuk melindungi negara dan rakyat, tetapi ketika kontribusi ini menjadi kewajiban yang harus dihadapi laki-laki, tekanan dan ketidak puasan terhadap situasi saat ini semakin besar dalam lingkungan tertutup yang dapat membawa keluar dari sisi gelap kemanusiaan.
Melansir laman Creatrip, D.P atau Deserter Pursuit merupakan divisi yang benar-benar ada di Angkatan Darat Korea Selatan, yang tugasnya untuk menangkap tentara yang melarikan diri dari dinas militer atau yang disebut desertir.
Anggotanya dipilih dan dipercaya oleh pimpinan militer. Mereka yang bertugas harus menyamar atau terlihat seperti orang biasa. Seperti memakai pakaian santai, memanjangkan rambut, bahkan diperbolehkan menggunakan ponsel selama bertugas di luar.
Pada masa-masa awal, operasi rahasia ini biasa digunakan terhadap anggota gerakan sosial dan mahasiswa. Dan terjadi dalam situasi kejahatan besar serta mengharuskan polisi untuk mengatur personel tertentu.
D.P mengungkapkan bagian dari militer Korea yang jarang dibicarakan yaitu insiden intimidasi dan bunuh diri di ketentaraan. Menurut data dari tahun 2005 hingga 2010, jumlah tentara Korea Selatan yang melakukan bunuh diri menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Data dari tahun 2006 hungga 2011 menunjukkan bahwa total ada 522 kematian di militer, diantaranya karena bunuh diri. Alasannya, biasanya tidak beradaptasi dengan kehidupan militer, masalah keluarga, beban kerja dan lainnya.
Ada kalimat yang mengatakan, "Jika kamu dapat menanggungnya, kamu akan menjadi Prajurit Yoon. Jika kamu tidak dapat menanggungnya, kamu akan menjadi Sersan Lim." Itu berdasarkan dari kasus nyata yang menunjukkan sisi kelam dari militer Korea.
1. Insiden Prajurit Yoon
Pada tanggal 7 April 2014, insiden intimidasi kelompok di unit medis Brigade Artileri ke-977 dari Divisi Infanteri ke-28 Angkatan Darat Korea menyebabkan kematian Yoon Seung Ju, seorang rekrutan berusia 20 tahun.
Dia dipukuli di bagian kepala dan dada oleh empat tentara senior. Meskipun sudah tidak berdaya, penyerangan tetap dilakukan. Hal ini menyebabkan ia mati otak dan meninggal keesokkan paginya setelah dibawa ke rumah sakit.
Baca juga: Jung Hae In Hingga Son Seok Gu Dikonfirmasi Bintangi D.P Season 2
Namun, saat penyelidikan semakin mendalam, Pusat Hak Asasi Manusia Militer merilis bukti kekerasan mengejutkan terhadap Yoon, termasuk kekerasan fisik, memaksanya untuk makan pasta gigi dan dahak, dan dilarang tidur.Yang lebih disesalkan adalah perwira militer lain yang menyaksikan pelecehan itu tidak menghentikannya. Kemudian para tentara yang didakwa menyerang dan membunuh Yoon Seung Ju dijatuhi hukuman penjara antara 10 sampai 35 tahun, dan beberapa petugas didakwa karena melalaikan tugas.
2. Insiden Sersan Lim
Lim Do Bin, seorang sersan di Divisi Infanteri ke-55 dari Divisi Infanteri ke-22 di Goseong-gun, Gangwon-do, menyerang rekan-rekannya dengan senjata dan granat, hingga menewaskan lima orang dan melukai tujuh orang lainnya.
Militer mengeluarkan peringatan untuk mencegah warga sipil keluar rumah dikarenakan Lim Do Bin kabur dari markas. Mereka kemudian menfasilitasi panggilan telepon antara Lim dan keluarganya dalam upaya membujuk Lim agar menyerah, namun tidak efektif.
Lim bahkan menulis catatan bunuh diri dan menembak dirinya sendiri di bagian dada, tetapi berhasil diselamatkan setelah dibawa ke rumah sakit dan pulih. Banyak spekulasi yang muncul motif yang memicu aksi Lim Do Bin.
Pasalnya, sisa masa tugasnya hanya tiga bulan. Benar saja, Lim Do Bin mengalami perundungan selama di barak. Dalam catatan bunuh diri yang dikeluarkan oleh militer, ia menyebutkan isolasi dan intimidasi yang kemungkinan menjadi penyebab utama aksinya.
Dalam persidangan, Lim mengatakan bahwa dia diasingkan dan dikucilkan dari militer. Namun karena tersangka yang membully Lim meninggal dunia, hakim memutuskan apa yang dilakukan Lim adalah kejahatan terencana. Dan menyebut apa yang diterima Lim bukan bentuk perundungan.
Lim dijatuhi hukuman mati, dan merupakan orang ke-61 di Korea dan ke-4 di militer yang dihukum karena niat kuat untuk membunuh.
Sebagai informasi, hukuman di bawah pengadilan militer lebih berat daripada hukum pidana yang diterapkan pada masyarakat umum. Karenanya ada kasus di mana pelaku secara strategis dipecat dari militer dan diadili di pengadilan sipil untuk mencari hukuman yang lebih rendah.
Apa yang terjadi pada Sersan Lim sedikit banyak mirip dengan cerita Cho Suk Bong di serial D.P. Meski beberapa adegan mungkin dilebih-lebihkan, namun sisi gelap kehidupan militer, seperti senioritas dan kekerasan, merupakan bagian yang belum sering diungkapkan kepada dunia.
(rzlth)